Peringati Hari Bhakti Rimbawan ke 41 Gelar Penanaman Pohon Serentak, Ini Arahan Inspektur Jenderal KLHK

Guna memperingati Hari Bakti Rimbawan ke-41, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan penanaman pohon serentak seluruh Indonesia di Taman Wisata Alam (TWA) Puntikayu -Foto:Palpres-

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Guna memperingati Hari Bakti Rimbawan ke-41, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan penanaman pohon serentak seluruh Indonesia di Taman Wisata Alam (TWA) Puntikayu Kamis, 7 Maret 2024.

Bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, baik unsur swasta, mitra, NGO, akademisi, komunitas, green ambassador dan masyarakat.  

Aksi penanaman serentak ini dipimpin langsung oleh Inspektur Jenderal KLHK, Ir Laksmi Wijayanti, M CP dan PJ Gubernur Sumatera Selatan yang diwakili oleh Pih, Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Drs Edward Candra, MH. 

Laksmi mengatakan, kegiatan ini merupakan acara ke-4 dari rangkaian kegiatan penanaman serentak di Provinsi Sumatera Selatan, dimana kegiatan serupa telah dilaksanakan sebelumnya pada tanggal 30 Desember 2023, 14 Januari 2024, dan 7 Februari 2024 lalu. 

BACA JUGA:Pulihkan Lingkungan dan Tambah Ruang Terbuka Hijau, KLHK Lakukan Penanaman Pohon Serentak di Indonesia

"Hari ini sebagai rangkaian memperingati Hari Bakti Rimbawan ke 41 yang jatuh pada tanggal 16 Maret mendatang," katanya

Menurut dia, pemerintah bersama stakholder terkait punya agenda dan program besar dalam menurunkan gas rumah kaca melalui sektor perhutanan maupun penggunaan lahan lainnya. 

"Itu semua otomotas ada kontribusi dan fungsi masing masing salah satu cara efektif dengan restorasi, rehabilitasi dan selain melakukan upaya untuk mencegah laju deforestasi," katanya 

Dikatakannya, bentuk dalam melakukan restorasi itu semua harus tercover. 

BACA JUGA:Korem 044/Gapo Ikuti Gerakan Penanaman Pohon Untuk Menjaga Kelestarian Lingkungan dan Keseimbangan Ekosistem

Mengingat, hutan punya fungsi masing masing seperti saat ini dilakukan penanaman pohon yang merupakan kegiatan simbolik dengan cara merestorasi  kembali fungsi konservasi. 

"Kebetulan tempat dipilih tengah kota dan fungsi tertentu, saya kira secara simbolik bahwa restorasi eksosistem berkontribusi penuh emisi dan lainnya bisa dilakukan dimana saja, yang penting program tersebut dioptimalkan, bagi yang rusak diperbaikin," katanya.

Bahkan, kata dia, sebelumnya sudah dilakukan restorasi di lahan bahas, wilayah lahan kritis hingga ekosistem sensistif.  

"Apa yang dilakukan tak lain untuk menurunkan gas rumah kaya melalaui sektor perhutanan maupun penggunaan lahan lainnya," pungkas dia. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan