Kemudian Umar melanjutkan perkataan:
وَالَّتِي تَنَامُونَ عَنْهَا أَفْضَلُ مِنَ الَّتِي تَقُومُونَ. يُرِيدُ آخِرَ اللَّيْلِ
BACA JUGA:Lakukan Amalan Ringan ini, Kata Ustaz Nizar Sa’ad Jabal Bisa Langsung Dapat Pujian Allah
“Orang yang tidur lebih baik dari yang bangun, ketika itu manusia salat di awal malam.”
(Hadits shahih riwayat Al Bukhari 4/218 dan tambahannya dalam riwayat Malik 1/114, Abdurrazaq 7733)
Jadi pensyari’atannya adalah dalil dari shahih Al Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah dan juga dari peristiwa yang terjadi pada Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu.
Pembahasan selanjutnya mengenai berapa jumlah raka’at Salat Tarawih.
BACA JUGA:Ustaz Syafiq Riza Basalamah Ungkap Keutamaan 4 Bulan Haram dalam Islam, Adakah Amalan Khusus?
Pada asalnya ini adalah permasalahan khilafiyyah yang para ulama berselisih pendapat dalam hal ini.
Namun kalau kita berbicara tentang perkataan yang paling tepat dan sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam, maka tidak sak lagi bahwa jumlah salat tarawih adalah 11 raka’at dengan perincian 8 raka’at salat tarawih ditambah 3 salat witir.
Ditambah lagi ada hadits ‘Aisyah di dalam shahih Al Bukhari dan Muslim.
مَاكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيْدُ فِيْ رَمَضَانَ وَلاَ فِي غَيْرِهِ عَلَى اِحْدَى عَشَرَةَ رَكْعَةً
“Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam tidak pernah salat malam di bulan Ramadan atau selainnya lebih dari 11 raka’at.”
(Hadits riwayat Al Bukhari 3/16 dan Muslim 736 Al Hafizh berkata (Fath 4/54))
Dan juga sesuai dengan hadits Jabir radhiyallahu ‘anhu sebagaimana di dalam Shahih Ibnu Hibban dengan sanad yang hasan dengan syawahidnya.