Dalam pemantauan tersebut, BMKG memprediksi potensi hujan sedang hingga sangat lebat terjadi di wilayah Kalimantan Barat (Putussibau), Papua (Tanah Merah) dan Sulawesi Tenggara tepatnya di Kendari.
Ada juga wilayah Indonesia yang mengalami hujan ekstrem seperti di Manado Sulawesi Utara dengan kecepatan hingga 209 mm per hari.
Dalam keterangan pers, BMKG melakukan update dinamika atmosfer.
BACA JUGA:Siap-siap THR untuk 6.700 PNS Segera Masuk Rekening, Segini Jumlahnya
BACA JUGA:Layani Masyarakat Kurang Mampu, Ini Syarat Menginap di Rumah Singgah Banyuasin
Dinamika atmosfer yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia berpoetnsi meningkatnya curah hujan yang cukup signifikan.
Ada beberapa indikasi dari dinamika atmosfer yang berhasil ditangkap BMKG yakni sebagai berikut:
1. Adanya fenomena gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial yang terlihat sangat aktif di Indonesia.
2. Dinamika atmosfer seperti itu berpotensi meningkatnya kecepatan angin terutama dari utara Indonesia melintasi equator melalui Selat Karimata.
BACA JUGA:Stop Debat! 2 Syaikh Ulas Sejarah Awal Mula Salat Tarawih, Ibadah Sunnah di Bulan Ramadan
BACA JUGA:Miris! 2 Owa Siamang Kurus Kering Dipelihara Warga, BKSDA Sumsel Turun Tangan
Akibatnya terindikasi adanya aktivitas Cross Equatorial Northerly Surge atau CENS.
3. Di dalam pemantauannya juga terlihat adanya potensi terjadinya pembentukan pusat tekanan rendah.
Terutama di Samudera Hindia Barat Daya hingga Selatan Jawa dan Australia bagian Utara.
Pusat tekanan rendah ini berpotensi terbentuknya pola pumpunan dan perlambatan angin di Indonesia bagian selatan, termasuk di dalamnya Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Bukit Reban Kucing, Panorama Lautan Awan Bak di Negeri Dongeng yang Buat Susah Move On