KORANPALPRES.COM - Setiap suku memiliki tradisi dan ritual budaya dalam perayaan atau upacara pernikahan, di mana perayaannya memiliki ikonik yang menjadi puncak dalam acara perayaannya.
Perayaan pernikahan Batak Toba memiliki ikonik yang sangat menarik yaitu mangulosi.
Dalam suku Batak Toba mangulosi tidak terlepas dari perayaan pernikahan karena sudah menjadi ritual turun-temurun dari nenek moyang dan harus diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya.
Mangulosi merupakan makna kasih sayang orangtua kepada anaknya sebagai tanda restu kepada kedua pengantin.
BACA JUGA:6 Parfum Pria Tahan 24 Jam, Orangnya Sudah Jauh Wanginya Masih Tercium
BACA JUGA:Spesifikasi Redmi Pad Pro Tablet Murah Seharga 3 Jutaan, Kapan Masuk Indonesia?
Mangulosi dilakukan di luar gereja, setelah selesai pemberkatan pada kedua pengantin yang sudah sah dari gereja.
Mangulosi adalah tahap terakhir dalam upacara perayaan pernikahan Batak Toba sebelum tangiang parujungan.
Tangiang parujungan adalah doa penutup yang menandakan selesainya upacara perkawinan dalam adat Batak Toba.
Proses perkawinan dalam adat Batak Toba menganut hukum eksogami yaitu perkawinan di luar kelompok suku tertentu.
BACA JUGA:PENTING SEKALI! Ini 5 Rekomendasi Susu Penambah Berat Badan Anak Terbaik 2024
Ada masyarakat Batak Toba yang sama sekali tidak memakai upacara adat atau tradisi dalam perayaan pernikahan khususnya yang beragama Kristen.
Masyarakat ini masih penduduk dan berdarah asli dari suku Batak Toba.
Tetapi mereka memilih untuk tidak menjalankan apa yang sudah menjadi adat atau tradisi dari nenek moyang suku Batak Toba.