Modernitas dalam Tradisi: Menyoroti Perayaan Pernikahan Batak Toba Tanpa Adat di Era Kontemporer

Modernitas dalam Tradisi: Menyoroti Perayaan Pernikahan Batak Toba Tanpa Adat di Era Kontemporer--youtube azwinharefa

KORANPALPRES.COM - Setiap suku memiliki tradisi dan ritual budaya dalam perayaan atau upacara pernikahan, di mana perayaannya memiliki ikonik yang menjadi puncak dalam acara perayaannya. 

Perayaan pernikahan Batak Toba memiliki ikonik yang sangat menarik yaitu mangulosi. 

Dalam suku Batak Toba mangulosi tidak terlepas dari perayaan pernikahan karena sudah menjadi ritual turun-temurun dari nenek moyang dan harus diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya. 

Mangulosi merupakan makna kasih sayang orangtua kepada anaknya sebagai tanda restu kepada kedua pengantin. 

BACA JUGA:6 Parfum Pria Tahan 24 Jam, Orangnya Sudah Jauh Wanginya Masih Tercium

BACA JUGA:Spesifikasi Redmi Pad Pro Tablet Murah Seharga 3 Jutaan, Kapan Masuk Indonesia?

Mangulosi dilakukan di luar gereja, setelah selesai pemberkatan pada kedua pengantin yang sudah sah dari gereja. 

Mangulosi adalah tahap terakhir dalam upacara perayaan pernikahan Batak Toba sebelum tangiang parujungan. 

Tangiang parujungan adalah doa penutup yang menandakan selesainya upacara perkawinan dalam adat Batak Toba. 

Proses perkawinan dalam adat Batak Toba menganut hukum eksogami yaitu perkawinan di luar kelompok suku tertentu. 

BACA JUGA:PENTING SEKALI! Ini 5 Rekomendasi Susu Penambah Berat Badan Anak Terbaik 2024

BACA JUGA:Mana Anggota DPRD Ogan Ilir? Jadwal Rapat Paripurna Jam 10, Jam 11.30 WIB Belum Ada Yang Masuk Ruang Paripurna

Ada masyarakat Batak Toba yang sama sekali tidak memakai upacara adat atau tradisi dalam perayaan pernikahan khususnya yang beragama Kristen. 

Masyarakat ini masih penduduk dan berdarah asli dari suku Batak Toba. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan