Orang luar Papua yang menemukan suku-suku pedalaman ini pertama kali di tahun 1930 adalah seorang pilot bernama Frits Wissel.
Ia terbang melintasi kawasan ini dan menemukan tiga danau besar tempat suku Mee hidup yakni Danau Paniai, Tigi, dan Tage.
Belanda menamai kawasan ini dengan Wisselmeeren (danau-danau Wissel).
Setelah bergabung dengan Indonesia, nama Paniai menjadi lebih populer dibanding Wisselmeeren.
BACA JUGA:Provinsi Banten Punya Debus dan Suku Baduy serta Fakta Menarik Lainnya
Kawasan Nabire didiami suku-suku di pesisir yang termasuk kedalam wilayah adat Saireri.
Di antaranya suku Yaur, Wate, Mora, Umari, Gwoa, dan Yerisiam dan juga di wilayah pegunungan terdapat Mee, Moi, dan Auye (Napan).
Pada bagian tengah provinsi ini terdapat Danau Paniai yang dihuni oleh selain suku-suku Moni dan Wolani. Sebelah timur Pegunungan Jayawijaya didiami suku-suku seperti Amungme, Damalme, Dem, Turu (Iau), Wano, serta suku-suku yang juga bisa ditemui di Papua Pegunungan seperti Dani, Lani, dan Nduga (Dauwa).
Di bagian pesisir selatan Papua Tengah terdapat Kabupaten Mimika yang dihuni oleh suku Kamoro dan suku Sempan.
BACA JUGA:Penuh Misteri ! Legenda Mandau Suku Dayak yang Bikin Penjajah Kalang Kabut
Orang asli di sekitar Mimika ada suku Kamoro yang dikenal sebagai masyarakat yang memiliki keterampilan dalam membuat seni ukir atau patung terkesan lebih abstrak dibandingkan dengan karya-karya orang Asmat.
Mereka mengekspresikan karya seninya pada tongkat (ote-kapa) dengan motif sirip ikan (eraka waiti) dan latau tulang sayap kelelawar (tako-ema) sebagai penanda merka mempercayai bahwa mereka berasal dari ikan atau kelelawar.
Ada pula motif lain yakni "ruas tulang belakang" (uema) yang bisa diartikan tulang belakang manusia, ikan, atau unggas yang menandakan lambang kehidupan.
Terdapat pula motif awan putih berarak (uturu tani) yang dapat membuat imajinasi berkelana ke mana-mana.
Pengukir, pemilik atau siapa pun yang melihatnya dapat membuat imajinasi tentang kerinduan pada kampung halaman, kekasih yang sudah tiada, ingatan terhadap peristiwa gempa bumi, dan lain-lain.