Suku Lahat terbagi kedalam 4 kelompok (Sub-Suku Lahat) yang dahulu disebut dengan Kelompok Lekipali, atau kepanjangan dari Lematang, Kikim, Pasemah (atau Besemah) dan Lintang.
BACA JUGA:NGERI, 28 TPS Kabupaten Lahat Bakal Sidang di MK Soal PPHU Pileg 2024, Simak Yuk
Tepatnya Pada tahun 1825, pemerintahan Belanda mulai menyusuri wilayah Sumatera Selatan hingga ke bagian barat. Wilayah ini menjadi pusat kehidupan Kabupaten Lahat.
Pemerintah Belanda semakin gencar menjalankan aksinya.
Mereka kemudian membuat strategi untuk menguasai Sumatera Selatan dengan membentuk Pemerintah Tingkat Karesidenan Palembang.
Kepemimpinan daerah jatuh ke tangan seorang residen dengan pusat Ibu Kota di Palembang.
BACA JUGA:GACOR, Dinkes Kabupaten Lahat Siapkan 200 Nakes Sekaligus Tenaga Ahli Jantung, Serius Nih
BACA JUGA:Waduh, 23 Pejabat Eselon ll Pemkab Lahat Akhirnya Jalani Job Fit, Berikut Ini Nama-namanya
Kejayaan Belanda tersebut tidak sepenuhnya diterima masyarakat Lahat. Pada masa itu, daerah yang menjadi kekuasaannya rupanya mendapat perlawanan hebat serta sengit dari warga asli yang tidak mau dijajah. Kemudian mereka lantas melakukan peperangan.
Kejadian tersebut dikenal sebagai Perang Benteng Jati, Benteng Muntar Alam, dan Benteng Tebat Serut. Alhasil, Belanda menerima perlawanan dari masyarakat Lahat, dan berhasil menduduki semua benteng. Otomatis masyarakat mengalami kekalahan.
Namun, dari peperangan itu lahirlah persatuan antara masyarakat Lahat yang mengalami kekalahan terkhusus saat Perang Benteng Jati.
Kesepakatan terjadi dari masing-masing pemimpin suku untuk mempertahankan persatuan daerah.
BACA JUGA:Waduh, 23 Pejabat Eselon ll Pemkab Lahat Akhirnya Jalani Job Fit, Berikut Ini Nama-namanya
Bagaimana menurut kalian guys, tentu saja perjuangan dari pahlawan serta masyarakat Kabupaten Lahat, patut diacungi jempol untuk mengusir dan mempertahankan tahan kelahiran dari tangan penjajah.
Asisten 1 Setda Kabupaten Lahat, HM Rudi Thamrin SH MM menuturkan, memang terbentuknya Bumi Seganti Setungguan ini, tidak lepas dari perjuangan beberapa marga dikala itu.