Juru tulis pada masa itu masih menggunakan 'au' di tengah kata kalau mau nulis huruf v.
Misalnya orang menulis 'save' sebagai 'saue'.
Pada tahun 1500-an di Italia, percetakan mulai membedakan huruf U dan V sebagai dua abjad berbeda. Yang satu huruf vocal yang satu konsonan.
Tetapi pada awal kata huruf V tetap dipakai untuk bunyi U.
BACA JUGA:Awas Garuda Muda! Timnas U-17 Ekuador Bukan Lawan Mudah, Waspadalah
Barulah pada tahun 1600-an, huruf U mulai sering dipakai sebagai huruf mandiri.
Huruf U mulai menjalani karirnya sebagai alfabet resmi pada tahun 1629, ketika Lazare Zetzner seorang pencetak, mulai menggunakan huruf U pada percetakannya.
Lantas, dari mana sih awalnya huruf u itu? Secara tertulis sih huruf U ini sudah ada abad ke-11 SM di sebuah surat yang ditulis dalam aksara Fenisia.
Itulah sebabnya huruf U disebut berasal dari piktogram sebuah pancing atau kail.
BACA JUGA:Prajurit Kodim Palembang Bentuk Disiplin Siswa Sejak Dini, Ini yang Dilakukan!
Sedangkan bunyinya adalah waw.
Lalu aksara Fenisia itu tadi pun menyebar ke seluruh dunia. Lantas memasuki berbagai budaya yang mengadaptasinya dalam bahasa masing-masing. Seperti dalam bahasa Yunani huruf U berubah menjadi upsilon Y atau v dalam huruf kecil.
Dalam bahasa Latin, huruf v memiliki arti fonologis u panjang (uu). Huruf U tidak muncul dalam abjad Latin sampai ada percetakan tadi.
Pada masa sekarang ini huruf u benar-benar meluas pemakaiannya.
BACA JUGA:Jadi Pusat Kuliner, Alun-alun Utara Jadi Primadona Masyarakat Pagaralam
Pemakaian huruf u dalam bahasa Indonesia bahkan lebih banyak lagi. Baik itu di depan, di tengah, atau di belakang.