Peneliti PUSKASS Sebut Palembang ‘Bukan Lagi’ Venesia dari Timur, Ini Sebabnya!

Rabu 29 May 2024 - 06:55 WIB
Reporter : M Iqbal
Editor : M Iqbal

Cuacanya sangat ekstrem dan musim-musim kurang teratur dibandingkan dengan Pulau Jawa. 

Hujan lebat disertai angin kencang, datang secara tiba-tiba, dan kerapkali disertai halilintar, dan guntur yang keras. 

Dari Agustus sampai April biasanya angin bertiup dari barat daya, barat laut; menyebabkan datangnya air bah yang mengalir dari daerah pedalaman; 

demikian juga sungai selama sembilan bulan dalam setahunnya mulai dari hulu sampai hilir cukup baik untuk dilayari. 

BACA JUGA:Aksi Heroik Pegawai PUPR Selamatkan 2 Bocah Tenggelam di Sungai Musi, Ini Kondisi Korban!

Bulan Mei, Juni, dan Juli, angin datang dari tenggara dan timur; dan dalam hal itu biasanya cuaca cerah dan bersahabat. (Sevenhoven, 2015: Halm.1)

Air pasang mulai datang pada pertengahan Mei dan berlangsung terus sampai pertengahan November. 

Air pasang ini masih dapat dilihat pada jarak satu hari perjalanan dari Palembang. 

Selain bulan-bulan tersebut, pada setiap tahun tidak ada air pasang tapi menyurut, karena pada waktu itu air dari daerah-daerah pedalaman mengalir sangat deras. 

BACA JUGA:Sudah 2 Minggu Warga Desa Petaling Musi Banyuasin Banjir, Air Sungai Musi Tak Kunjung Surut

Karena adanya pasang-surut ini, maka di pesisir ibu kota terjadi pasang-surut air dari 10 sampai 16 kaki. 

Baik perubahan-perubahan cuaca, yang kerapkali tiba-tiba berubah dari cuaca yang cerah menjadi cuaca yang ekstrem, 

maupun rawa-rawa dan anak-anak sungai selama air surut dalam beberapa jam menjadi kering tetapi tidaklah menimbulkan keadaan yang kurang sehat.

Oleh karena itu, Palembang dapat dianggap sehat. 

BACA JUGA:Debit Air Sungai Musi Naik Mulai Pagi dan Sore Hari, Waspada Banjir di Sumsel!

Hal ini mungkin disebabkan angin sejuk yang kerapkali sangat kencang; karena seringnya terjadi hujan lebat yang mengerikan dan menyebabkan sungai yang mengalir secara terus-menerus.

Kategori :