Di masa pandemi COVID-19, misalnya, peran penelitian yang didukung oleh dana publik sangat terlihat dalam upaya pengembangan vaksin dan terapi yang efektif.
Bayangkan bagaimana vaksin COVID-19 yang cepat dikembangkan telah menyelamatkan jutaan nyawa.
Kesejahteraan tenaga kesehatan, pentingnya pajak juga terlihat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan tenaga kesehatan.
BACA JUGA:Hukum di Indonesia Tumpul ke Koruptor, Tajam ke Rakyat Miskin, Apa Benar Hukum Bisa Dibeli?
BACA JUGA:Bukan Sekedar Populer di Bulan Ramadan, ini 10 Manfaat Kurma Bagi Kesehatan Tubuh Manusia
Dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya adalah tulang punggung sistem kesehatan.
Untuk memastikan mereka dapat bekerja dengan optimal, diperlukan insentif yang memadai, pelatihan berkelanjutan, serta kondisi kerja yang baik.
Dana dari pajak digunakan untuk memberikan gaji yang layak, membiayai program pelatihan, serta meningkatkan fasilitas kerja mereka.
Dengan demikian, kualitas layanan yang diberikan kepada pasien pun akan meningkat.
BACA JUGA:Hingga 30 April 2024, Pajak Digital Capai Rp24,12 Triliun, Indonesia Bisa Beli 6 Airbus A380
BACA JUGA:Komite Pengawas Perpajakan Kembali Menggelar Komwasjak Mendengar
Bayangkan seorang perawat yang tersenyum dan bersemangat melayani pasien karena merasa dihargai dan didukung.
Dampak Tidak Langsung Pajak pada Kesehatan
Selain manfaat langsung yang telah disebutkan, peran pajak juga meluas pada dampak tidak langsung terhadap sektor kesehatan.
Pajak yang digunakan untuk meningkatkan pendidikan, misalnya, akan menciptakan tenaga kerja yang lebih terampil dan berpengetahuan, termasuk di bidang kesehatan.
BACA JUGA:Dorong Kepatuhan Wajib Pajak, DJP Teken Perjanjian Kerja Sama dengan TNI