LAHAT – Tak kurang 30 tahun hidup di perantauan, pria Ogan Ilir ini tekuni profesi warisan nenek moyangnya.
Perubahan zaman memang sangat terasa sekali bagi masyarakat terutama di dalam perkembangan teknologi modern dan informasi.
Sehingga hal ini banyak mempengaruhi pergeseran penggunaan alat tradisional ke modern seperti sekarang ini.
Namun hal tersebut tidak bagi pandai besi satu-satunya yang bertahan hidup di Kota Lahat.
BACA JUGA:Cukup 3 Bahan Masak Bekasam Dijamin Nikmat dan Bikin Nasi Habis
Usaha yang diturunkan dari nenek moyangnya hingga sekarang ini tetap eksis bersaing dengan peralatan canggih buatan pabrik.
Bahkan, fasilitas yang dipergunakan pun masih tergolong sederhana.
Ada andasan (tempat menempah), paron dan babun (memompa api agar tetap menyala).
Ketiga perlengkapan ini diyakini telah berusia ratusan tahun dan merupakan warisan turun temurun keluarga.
Ditambah dengan sarana lainnya seperti penjepit, palu untuk memukul serta alat gerinda.
Konon, dahulu kala nenek buyut pada zaman Kerajaan Islam Palembang hingga Kesultanan Palembang Darussalam pun sudah menjalani profesi sebagai pandai besi.
Mulai dari masa itu, para pandai besi ini membuat berbagai macam bentuk serta ukuran.
Yang paling fenomenal mereka bekerja hanya menggunakan tangan sebab orang dahulu memiliki ilmu yang tinggi.
BACA JUGA:5 Makanan Tradisional Khas Jawa Timur, Nomor 2 dan 4 Sudah Mendunia!