Proyek PLTA Tiga Dihaji merupakan proyek Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) unsolicited dengan nilai investasi sebesar Rp3,7 triliun dan masa konsesi 27 tahun.
BACA JUGA:Bendungan Pertama di Sumatera Selatan dengan Nama Unik, Telan Dana Rp3,7 Triliun, Lokasinya?
Rencananya, bendungan ini akan dimanfaatkan untuk irigasi seluas 11.000 hektare, reduksi banjir sebesar 106,1 m3/detik, air baku sebesar 1 m3/detik, dan juga memiliki potensi listrik.
Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji dimulai sejak tahun 2018.
Mega proyek ini dikerjakan dalam empat paket.
Dilansir dari Kementerian PUPR, paket 1 senilai Rp1,07 triliun dikerjakan oleh kontraktor PT Hutama Karya (Persero) dan PT Basuki Rahmana Putra.
Kemudian, paket 2 dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero), PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk, dan PT SAC Nusantara dengan nilai mencapai Rp1,34 triliun.
Lalu paket 3 dengan nilai mencapai Rp629,94 miliar dikerjakan oleh PT Nindya Karya dan PT Taruna Putra Pertiwi.
Dan paket 4 dengan memiliki nilai Rp690,71 miliar dikerjakan oleh PT Wijaya Karya dan PT Rudi Jaya.
Supervisi pembangunan Bendungan Tiga Dihaji dilakukan oleh PT Virama Karya (Persero) Cabang Sumatera Barat dengan KSO PT Tata guna Patria, PT Tritunggal Pratyaksa, PT Bina Karya (Persero), dan PT Kwarsa Hexagon dengan nilai kontrak mencapai Rp82,87 miliar.
Selain untuk irigasi, bendungan ini juga memberikan manfaat untuk konservasi sumber daya air, pengendalian banjir, pemenuhan kebutuhan air baku, pembangkit listrik, dan pariwisata lokal.