Hal ini tentu sangat tidak menunjukan empati terhadap orang yang sedang berduka cita tersebut.
Maraknya penyalahgunaan ini juga berdampak kepada lingkungan yang tidak mengetahui arti sebenarnya dari kalimat tersebut.
Hal ini juga dapat mempengaruhi mental korban yang menjadi objek perundungan dari kata ini.
Hasil observasi menunjukkan bahwa orang-orang saat ini yang menggunakan kata AFK, kebanyakan dari mereka tidak mengetahui arti yang sebenarnya atau hanya mengikuti trend saja agar terlihat gaul.
BACA JUGA:Edukasi Ikatan Istri Karyawan Bank BSI Lewat Wardah Color Expert Class
BACA JUGA:Ikut Xtravaganza/FantAXIS, Pelanggan XL Axiata Asal Lhokseumawe Raih Hadiah Tunai Rp250 Juta
Kesimpulannya, dapat dikatakan bahwa kesalahan penerapan kata-kata asing, salah mengartikan kata seperti AFK, sudah menjadi hal yang umum dalam masyarakat dewasa ini.
AFK, yang berasal dari komunitas game sebagai cara untuk menunjukkan bahwa seorang pemain “jauh dari keyboard,” kini telah memperoleh konotasi yang tidak pantas.
Penyalahgunaan frasa ini telah menyebar, terutama di dunia game mobile, di mana konteks aslinya mungkin tidak berlaku.
Selain itu, kecenderungan yang mengkhawatirkan yang mengaitkan AFK dengan kematian di forum-forum internet menunjukkan kurangnya rasa empati.
BACA JUGA:5 Tempat Wisata di Sentul Terpoluler, Bisa Jadi Alternatif Liburan Sekolah
BACA JUGA:Satu Pemain Keturunan OTW ke Tanah Air, Calon Pemain Timnas Indonesia?
Penggunaan ini tidak hanya menyimpang dari arti kata yang sebenarnya, tetapi juga memiliki dampak nyata yang dapat berdampak pada kesehatan psikologis korban yang mengalaminya.
Meningkatnya penerimaan interpretasi yang dipelintir, yang sering kali terjadi karena mengikuti trend, menekankan bagaimana bahasa itu dinamis.
Dan betapa pentingnya untuk berkomunikasi dengan jelas dalam lingkungan masyarakat.