Jarak mereka berbicara berkisar 60 cm, yang menunjukkan hubungan keduanya akrab. Jarak ketika berbicara adalah bagian dari proksimik.
2. Penggunaan kato manurun merupakan bahasa yang digunakan oleh orang yang usianya lebih tua daripada lawan bicaranya.
Contoh: Terjadi percakapan antara Nila dan Audi di lapangan dekat musala.
BACA JUGA:Wah! Ada Sosok Kasrem Gatam Menghadiri Doa Lintas Agama di Polda Lampung
Nila meminta Audi untuk meletakkan kado untuk pemenang lomba di dekat meja panitia sambil menunjuk kado yang tersedia.
(1) Nila: Diak, latakan kado-kado tu di siko yo.
‘Dik, letakkan kado-kado itu di sini ya’
(2) Audi: Jadih, Kak. (‘Ya, Kak’)
BACA JUGA:GOKIL! Pinjam Uang Rp10 Juta di DANA Bisa Tanpa Dana Paylater Langsung Cair, Klik di Sini Triknya
Percakapan tersebut berlangsung dengan menggunakan kato manurun karena pembicara (Nila) lebih tua usianya daripada lawan bicaranya (Audi).
Dalam percakapan itu, Nila memanggil yang lebih muda darinya dengan sebutan "diak" (adik).
Dalam bahasa Minangkabau, menyapa seseorang yang lebih muda dapat dilakukan dengan sebutan "diak" (adik).
Walaupun Nila memberikan perintah kepada Audi untuk meletakkan kado itu, Nila tetap menggunakan bahasa yang sopan agar Audi tidak merasa kesal dengan ucapannya.
3. Penggunaan Kato malereang merupakan bahasa yang digunakan kepada orang yang disegani atau dihormati di lingkungan sekitar.
Contoh: Percakapan terjadi antara Dinda dan Rani di rumah.