Dan penanaman kembali nilai-nilai budaya Minangkabau kepada generasi saat ini dengan fokus pada adat istiadat Minangkabau yang berlandaskan pada prinsip "adat basandi sara', syarak, dan kitabullah".
Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan moral modeling, di mana guru dijadikan contoh yang akan ditiru oleh siswa.
BACA JUGA:Dapatkan Layanan BPJS dan Cek Kesehatan Gratis di Palembang Expo 2024, Ini Lokasinya
Guru sebagai panutan bagi siswa, sehingga sikap dan perilaku yang ditampilkan guru dapat menjadi teladan yang baik bagi siswa dalam memahami dan menginternalisasi nilai-nilai budaya.
Selain itu, penerapan aturan berupa hukuman juga dapat diterapkan untuk siswa yang menunjukkan perilaku buruk atau melanggar aturan, seperti berkata-kata kasar kepada teman sebaya atau orang yang lebih tua.
Hukuman yang diberikan oleh guru haruslah sesuai dengan kesalahan yang dilakukan siswa, sehingga siswa dapat belajar dari kesalahan dan tidak mengulangi perilaku buruk tersebut.
Penerapan strategi pemberian hukuman (punishment) juga dapat dilakukan oleh orang tua di lingkungan keluarga.
BACA JUGA:7 Rekomendasi Game Fighting Terbaik Terbaru Tahun 2024, Apa Saja?
Orang tua memiliki peran penting dalam mengontrol dan mengawasi perilaku anak-anaknya, serta memberikan pengajaran dan penanaman nilai moral sejak dini.
Dengan demikian, nilai-nilai norma kehidupan dan aturan dalam berbahasa, terutama dalam penerapan kato nan ampek, dapat tertanam dengan baik dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari generasi Minangkabau saat ini.
Dengan demikian, solusi dalam meningkatkan sopan santun dalam berbahasa bagi generasi saat ini di Minangkabau adalah melalui peran aktif dari keluarga, terutama orang tua atau kerabat terdekat anak, serta pengajaran oleh guru di sekolah.
Hal ini diharapkan dapat memperkuat dan melestarikan nilai-nilai budaya Minangkabau dalam kehidupan sehari-hari generasi saat ini.