Namun dalam banyak kasus kebudayaan sering dianggap program atau proyek pemerintah semata yang akibatnya pembangunan acapkali tidak sesuai dengan karakteristik budaya masing masing.
“Bahkan pembangunan fisik budaya yang dilakukan acapkali mengangkangi sejarah budaya suatu masyarakat,” cetusnya.
Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat menurut dia harus berbasis budaya tidak dapat direduksi sebagai proyek fisik semata tanpa melakukan revitalisasi makna budaya dan sejarah dari suatu lokalitas.
“Menurut saya ketika ini terjadi kritik harus dilayangkan kepada proyek pemberdayaan yang kurang berbasis budaya dan hanya mengutamakan komersialisasi,” tutur Vebri.
BACA JUGA:Ini Dia 8 Tips Lulus Cepat Kuliah Untuk Mahasiswa, Dijamin Berhasil
Harusnya masih kata Vebri, berbagai proyek budaya termasuk festival budaya mestinya tidak mengabaikan sumber daya budaya dari masyarakat lokal setempat.
Suara-suara seperti inilah yang harus dimiliki oleh suatu komunitas atau masyarakat pendukung kebudayaan tersebut.
“Dan ini sangat dibutuhkan dari adik-adik yang sekarang duduk di bangku kuliah agar pembangunan budaya tepat sasaran bagi masyarakat pendukungnya,” tambah dia.
Alih-alih Vebri mengaku berdasarkan panggilan hati nurasi, dirinya berjuang agar budaya dan sejarah tidak diabaikan dalam pembangunan di Sumsel.
BACA JUGA:Gabungan Mahasiswa Di Pagaralam Galang Dana Bentuk Solidaritas Untuk Palestina, Ini Yang Dilakukan
Seringkali dalam perjuangan budaya ini, Vebri menyebutkan dirinya membentuk berbagai komunitas untuk lantang menyuarakan pembangunan budaya.
Perjuangan budaya ini menurut dia, baik dalam kritik halus terhadap pemerintah, maupun meningkatkan kehidupan sejarah, budaya dan seni di Sumsel.
Misalnya, dalam menghidupkan kegiatan teather ia mendirikan kelompok Graha 176 dan Teater Gaung.
Demikian juga dalam merevitalisasi sastra tutur dan musik etnis di Sumsel agar diminati banyak orang, Vebri membentuk group Orkes Rejung Pesirah.
BACA JUGA:AIZEN Global dan Grab Bekerja sama dalam Layanan Pembiayaan Alat Transportasi
Selain itu dalam menarasikan seni, sejarah dan budaya di Sumsel, Vebri menulis berbagai buku adat perkawinan, tari tradisional, sastra tutur, dulmuluk, gelar adat kebangsawan yang berbasis lokal Sumsel.