“Ini kali pertama saya melihat dan menonton Mandi Kasai, dan saya sangat terkesan dengan kebersamaan dan kekayaan budaya yang ditampilkan,” katanya.
BACA JUGA:Lestarikan Tradisi Bekarang, Pemkab Muba Bakal Gelar Festival Embung Senja
BACA JUGA:Ramuan Tradisional Bantu Menurunkan Berat Badan, Bahan Sederhana Banget!
Dia berharap semoga tradisi ini terus menjadi kebanggaan dan identitas masyarakat Lubuklinggau.
Upacara adat Mandi Kasai di daerah Lubuklinggau telah berlangsung sejak abad ke-14 yakni sebelum pengaruh Kesultanan Palembang sampai ke daerah Uluan (Pedalaman Musi Ulu).
Peristiwa adat yang cukup unik dan sakral ini sudah mulai ditinggalkan.
Mandi Kasai adalah mandi pengantin.
BACA JUGA:Makna dan Tradisi Hari Tasyrik Setelah Idul Adha, Ini Larangan dan Keutamaannya
Upacara mandi Kasai ini dilaksanakan seusai acara persedekahan atau duduk pengantin para tamu undangan sebagian besar sudah pulang ke rumah masing-masing.
Dalam upacara adat mandi Kasai ini masyarakat, baik tua maupun muda-mudi menyaksikan bersama acara adat mandi kasai kedua pengantin.
Menjelang acara mandi kasai mereka kembali menuju rumah pengantin.
Mereka hanya mengenakan pakaian biasa dikarenakan dalam acara ini orang-orang yang menyaksikan akan ikut basah kuyup.
BACA JUGA:Toron, Tradisi Unik Masyarakat Madura Menjelang Iduladha
Dalam rangkaian acara ini akan berlangsung mandi simburan yaitu di antara yang hadir akan menyimburkan air ke arah masyarakat yang hadir seusai kedua pengantin mandi dan terjadilah simbur-menyimbur air.