BACA JUGA:Terima Kunjungan Binmas Polda Sumsel, Sultan Palembang Beri Usul yang Ringankan Tugas Polisi
BACA JUGA:Setor Dividen Rp3,09 Triliun, Kementerian BUMN Dukung PLN Lanjutkan Transformasi Bisnis
Di 14 negara yang beragam secara budaya, geografis, dan politik, sebagian besar dari 4.292 peserta dalam penelitian ini mengonsumsi telur.
Mereka menganggap penting bahwa ayam tidak menderita dalam proses produksinya.
Mayoritas peserta lebih memilih untuk membeli telur dari ayam yang tidak dipelihara dalam kandang baterai.
Temuan penelitian ini tidak hanya memberi peringatan kepada produsen telur mengenai preferensi dan tren pasar yang potensial.
BACA JUGA:Pemuda Asal NTT yang Berkarier di Spanyol Ini Bisa Jadi Solusi Lini Serang Timnas Indonesia
Melainkan juga sebagai kesempatan untuk pengembangan pasar ke depannya.
Unit usaha yang telah berkomitmen akan dimasukkan ke dalam website www.indonesiacagefreedistrict.com dan bisa diakses secara global.
Selanjutnya, untuk usaha yang sudah berkomitmen akan ditempelkan stiker di unit usahanya.
Ke depannya, Cage-Free District diharapkan mampu menjadi media promosi dan edukasi tentang telur bebas sangkar kepada masyarakat.
BACA JUGA:Pj Wako Terima Kunjungan Silaturahmi Kalapas dan Ketua PN Pagaralam
BACA JUGA:7 Orang dengan IQ Tertinggi di Dunia, Albert Einstein Gak Masuk Daftar!
Media promosi melalui kerja sama dengan bisnis kuliner di kawasan penting.
Sehingga menjadikan industri pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai tolok ukur perlindungan hewan dan konsumsi makanan yang welas asih.