SDA melimpah ini sudah sepatutnya harus dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
BACA JUGA:Aksi Terpuji Babinsa Jabung Lampung Timur Bersama Warga Bantu Warga Kurang Mampu, Begini Aksinya
Seperti aktivitas minyal ilegal di Musi Banyuasin yang tidak diatur secara maksimal sehingga tidak memberikan efek positif bagi PAD.
Belum lagi aktivitas pertambangan batubara di Kabupaten Lahat yang nilainya bisa triliunan rupiah dalam sebulan.
Lantas apakah rakyat ikut menikmati dari aktivitas pertambangan batubara tersebut?
Bagi ESP, masyarakat yang berada di lingkungan pertambangan batubara harus lebih diperhatikan lagi.
BACA JUGA:Terjunkan Ekskavator pada Jumat Bersih Pj Sekda Ini Bilang ASN Harus Jadi Contoh Kebersihan
Bisa saja, Pemprov Sumsel bekerjasama dengan perusahaan tambang membuat program renovasi rumah yang rusak akibat pertambangan.
Bisa juga pemerintah daerah membuat perumahan untuk masyarakat yang jauh dari aktivitas pertambangan.
Dengan kata lain, pengelolaan SDA di Sumsel sudah seharusnya bermuara untuk kesejahteraan rakyat.
Jika sudah sudah demikian, ESP meyakini Sumatera Selatan tidak akan masuk dalam deretan provinsi termiskin di Indonesia.
BACA JUGA:Prajurit Kodim Palembang Tanamkan Nilai Kebangsaan kepada Siswa SD di Talang Bubuk Plaju
Keberadaan Pelabuhan Samudera Tanjung Carat juga menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan perekonomian di Sumatera Selatan.
Sebab, selama ini mobilitas pengangkut SDA milik Sumsel dibawa ke Lampung dan Jambi, sehingga potensi PAD dari sisi mobilitas tersebut tidak berada di Sumsel.
Oleh sebab itulah, saking pentingnya keberadaan Pelabuhan Samudera Tanjung Carat, ESP yakin jika terpilih menjadi Gubernur Sumsel 2024-2029, pelabuhan tersebut bisa rampung dalam waktu 2 tahun.
Dari sisi pertanian, ESP menilai Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi penghasil beras terbanyak di Indonesia.