Kemudian mendorong pembuatan cetak sawah di Sumsel serta mendorong pengolahan dan distribusi pasca panennya.
Hal ini selaras arahan Kementerian Pertanian untuk melaksanakan pembuatan cetak sawah di Sumsel pada tahun 2025.
Selanjutnya mendorong optimalisasi Kerjasama Antar Daerah (KAD).
BACA JUGA:HORE! Jambi–Sumatera Selatan Bakal Cuma 90 Menit di Akhir 2024, Selamat Tinggal 5 Jam Perjalanan
KAD tidak terbatas pada transaksi komoditas, melainkan juga untuk pengembangan lain seperti penelitian, penyediaan bibit serta transfer teknologi dan informasi.
Lalu membuat kajian mengenai larangan penjualan gabah/pengelolaan distribusi gabah ke luar Sumsel.
“Lakukan pula upaya-upaya dalam menghilangkan hambatan distribusi,” tukasnya.
Masih dalam sambutannya, Elen Setiadi memaparkan, berdasarkan rilis BPS baru-baru ini, kondisi Tingkat Inflasi Sumsel pada Juli 2024 terjaga rendah dan stabil.
BACA JUGA:Get Ready, Blinks! 8 Years Debut Anniversary Bersama BLACKPINK Hanya di Spotify
Di mana terjadi deflasi selama 2 bulan berturut-turut yaitu -0,29% (mtm) untuk Juli dan -0,03% (mtm) di Juni 2024.
Sehingga nilai inflasi tahun kalender (ytd) sampai dengan Juni sebesar 0,35%.
Tingkat inflasi tahunan (yoy) pun menurun menjadi 1,87% dari bulan sebelumnya 2,48%, berada di bawah Nasional yang mengalami inflasi (2,18%).
Kondisi tersebut telah menempatkan Sumsel di posisi daerah yang tingkat inflasinya rendah ke-3 se-Pulau Sumatera (yoy) setelah Provinsi Aceh dan Lampung.