Dari sisi teknis, Junction Palembang terdiri atas delapan ramp, direncanakan memiliki lebar lajur sepanjang empat meter dengan konstruksi elevated structure, dan memiliki kecepatan rencana 40-60 km/jam.
"Agar pembangunan Junction Palembang tidak mengganggu operasional tol aktif di sekitarnya, maka HKI melaksanakan erection PCI girder dengan menggunakan launcher," terangnya.
Penyesuaian proses erection girder dilakukan dengan melakukan rekayasa dan manajemen traffic lalu lintas yang aman melalui koordinasi penuh dengan operator tol dan stakeholder terkait yang berkaitan dengan manajemen lalu lintas.
"Untuk menjawab tantangan dan memaksimalkan proses konstruksi, HKI sepenuhnya telah menerapkan digital construction berupa Building Information Modelling (BIM)," imbuhnya.
Penerapan BIM tersebut dimulai dari fase rencana teknik akhir (RTA), fase pelaksanaan shopdrawing (SD), hingga pengukuran kuantitas pekerjaan secara akurat dengan penerapan Terrestrial Laser Scanner (TLS), Serta implementasi Photogrammetry untuk monitoring progres pekerjaan lapangan secara real time.
BACA JUGA:Jadi Jalan Tol Pertama di Aceh, Menghemat Waktu Tempuh Sigli - Banda Aceh dari 3 Jam ke 1,5 Jam
BACA JUGA:Tol Jambi Rengat Membelah 2 Provinsi di Pulau Sumatera, Mega Proyek Sedot Rp34,19 Triliun
"Kita harapkan, proyek Junction Palembang nantinya diharapkan dapat mempermudah konektivitas sehingga memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatra Selatan," tukasnya.