Sementara untuk sistem drainasenya menggunakan pompa.
BACA JUGA:Wajib Tahu, Terowongan Gunung Gajah Lahat Bernilai Sejarah Tinggi, Ini Buktinya
Waktu proyek pelaksanaan underpass Matraman ini direncanakan mulai dari November 2016 dan selesai pada Desember 2017.
Namun karena beberapa kendala, pengerjaannya baru dapat dirampungkan pada awal April dan diuji coba pada Selasa, 10 April 2018 silam.
Dana yang dihabiskan pada pembangunan underpass ini ialah sebesar Rp118 miliar.
Dana tersebut bersumber dari APBD DKI Jakarta.
BACA JUGA:Tol Palindra-Indraprabu Menyatu ke Tol Kapalbetung, Ini Progres Junction Palembang
BACA JUGA:CATAT! Inilah Ruas Tol Trans Sumatera yang Bakal Rampung Dibangun di Semester II 2024
Uniknya, underpass satu ini memiliki desain bercabang yang mana di dalamnya terdapat jalur lurus menuju Jalan Matraman dan jalur belok mengarah ke Jalan Pramuka.
Dengan desain tersebut, Underpass Matraman ini dinobatkan sebagai underpass bercabang pertama di Jakarta maupun Indonesia.
Sandiaga Uno selaku Wakil Gubernur DKI Jakarta kala itu mengungkapkan bahwa adanya underpass ini sebagai upaya mendukung smart mobility di Ibu Kota dengan tingkat keberhasilan mengurai kemacetan hingga 40 persen.
Sayangnya ujicoba pertama kalinya underpass Matraman 10 April 2018 silam tidak berjalan mulus.
Alih-alih untuk mengurai kepadatan, tapi kesan pertama justru kemacetan panjang yang terjadi.
Sejak Kepala Bidang Simpang dan Jalan Tak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Jakarta Heru Suwondo, mengibarkan bendera start sebagai simbol dibukanya underpass, kemacetan panjang sudah mengular di kawasan Matraman Dalam, yang menghubungkan Simpang Tambak hingga Megaria, akibat rekayasa lalu lintas.
Imbas dari kemacetan itu mempengaruhi tiga arah sekaligus, yakni Jatinegara, Pramuka, dan arah Senen, yang semuanya menumpuk dari Simpang Matraman.