Penerapan teknologi ramah lingkungan menjadi salah satu pilar utama proyek ini.
Penggunaan smart lamp di sepanjang jalan tol dan pengembangan ruang hijau di rest area adalah contoh dari upaya untuk mengurangi jejak karbon dan meningkatkan kualitas lingkungan.
Selain itu, penyediaan underpass perlintasan satwa menunjukkan komitmen perusahaan terhadap pelestarian biodiversitas.
BACA JUGA:Wah! Ruas Jalan Tol Kedua di Yogyakarta Ini Bisa Dilintasi Sepeda
BACA JUGA:Sigap! Personel PJR Polda Sumsel Berikan Pertolongan Darurat, Apa Itu?
4. Program Sosial dan Ekonomi
Hutama Karya tidak hanya fokus pada aspek lingkungan, tetapi juga pada dampak sosial dan ekonomi.
Perusahaan menyediakan lahan untuk UMKM di rest area dan melaksanakan program bantuan sosial untuk masyarakat sekitar.
Ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan yang mendukung komunitas lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5. Pemantauan dan Evaluasi Rutin
Untuk memastikan efektivitas langkah-langkah berkelanjutan yang diterapkan, Hutama Karya melakukan pemantauan dan evaluasi rutin.
Ini mencakup penilaian berkala terhadap dampak lingkungan selama fase pembangunan dan pengoperasian jalan tol, memastikan bahwa semua standar ESG dipenuhi.
Dengan berbagai inovasi ini, Hutama Karya membuktikan bahwa pembangunan infrastruktur dapat dilakukan secara berkelanjutan tanpa mengorbankan lingkungan atau kualitas hidup masyarakat.
Proyek JTTS bukan hanya sekadar pembangunan jalan tol, tetapi juga sebuah langkah signifikan menuju masa depan yang lebih hijau dan lebih berkelanjutan.
Inisiatif berkelanjutan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi proyek-proyek infrastruktur lainnya di Indonesia dan di seluruh dunia, menunjukkan bahwa pembangunan yang ramah lingkungan dan sosial adalah mungkin dan sangat penting untuk masa depan.