Pengalamannya tersebut dituangkannya dalam tulisan dan menjadi sebuah buku berjudul 'Aids to Scouting'.
Buku itulah kemudian menjadi panduan bagi tentara muda Inggris untuk melakukan tugasnya.
Lalu pimpinan Boys Brigade di Inggris meminta Powell untuk melatih anggotanya berdasarkan pengalamannya.
Selanjutnya pada 1908, Powell kembali menulis buku yang berisi pengalamannya tentang latihan kepramukaan. Buku yang berjudul 'Scouting for Boy' ini kemudian menyebar dengan cepat di Inggris dan negara lain, termasuk Indonesia.
BACA JUGA:Hari Pramuka 14 Agustus, Apakah Merupakan Tanggal Merah?
Gerakan kepanduan di Indonesia diawali dengan berdirinya Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) yang kemudian berubah menjadi Nederlands Indische Padvinders.
Pada 1916, S.P Mangkunegara VII membuat organisasi kepanduan sendiri di tanah air, tanpa campur tangan dari Belanda dan diberi nama Javaansche Padvinders Organisatie (JPO).
Ini merupakan organisasi kepanduan yang pertama di tanah nusantara.
Lahirnya JPO ini kemudian menjadi penyemangat berdirinya organisasi kepanduan lain di Indonesia pada saat itu.
Sampai masa penjajahan Jepang, organisasi kepanduan dan partai dilarang melakukan beraktivitas.
Kemudian barulah September 1945 sejumlah tokoh dari gerakan kepanduan Indonesia berkumpul untuk melakukan pertemuan di Yogyakarta.
Dari hasil kongres pada 27-29 September 1945 terbentuk Pandu Rakyat Indonesia.
Kehadiran Gerakan Pramuka di Indonesia mendapat tempat penting di Indonesia bertolak pada ketetapan MPRS No. II/ MPRS/ 1960.
Presiden Sukarno memberikan amanat kepada pimpinan pandu di Istana merdeka pada 9 Maret 1961. Amanat itu untuk lebih mengefektifkan kepanduan sebagai komponen penting dalam pembangunan bangsa.
BACA JUGA:Pj Gubernur Sumsel Jadwalkan Kunjungi Bumi Perkemahan Pramuka Gandus, Ada Apa Ya?