Misalnya saja ketika para pecinta kuliner berlibur ke Salatiga yang juga merupakan kota gastronomi Indonesia menikmati salah satu kuliner legendaris Salatiga yaitu tumpang koyori.
Menurut sejarah Naskah Serat Centhin, Tumpang Koyor sudah ada sejak tahun 1814. Tumpang Koyor merupakan makanan berkuah tradisional yang terdiri dari makanan berbahan dasar tahu, tempe atau kedelai serta bumbu khas lainnya.
Dengan demikian, yang menarik dari wisata gastronomi adalah pengalaman dan pengetahuan kita terhadap makanan, bukan sekedar rasa makanan yang kita nikmati.
Pendidikan Gastronomi di Indonesia Perkembangan gastronomi di Indonesia terus berlanjut. Seperti kita ketahui, gastronomi tidak lepas dari penataan makanan yang menarik dan kisah penciptaannya.
BACA JUGA:Ini Kuliner Khas Provinsi di Pulau Jawa, Nomor 3 Cocok Buat yang Suka Sayuran
Hal tersebut dipelajari di salah satu program pendidikan Universitas Ilmu Terapan Pariwisata (Poltekpar) yaitu seni memasak.
Dalam kurikulum Seni Kuliner, seorang mahasiswa mempelajari banyak hal, salah satunya adalah cara mengolah dan menata makanan dengan benar. Sehingga setiap hidangan yang disajikan mempunyai nilai filosofis yang tinggi.
Selama kuliah, mahasiswa mempelajari pemahaman antar budaya, pengetahuan menu, pengetahuan memasak dan keterampilan menyiapkan makanan.
Setelah lulus, kita berharap akan lahir talenta-talenta baru di bidang gastronomi, yang selain mengolah dan menyajikan makanan, juga akan mengeksplorasi budaya yang diciptakan oleh masakan.
BACA JUGA:7 Rekomendasi Kuliner Khas Bengkulu Yang Siap Goyang Lidah, Bisa Untuk Buah Tangan Juga
Bahkan, lulusan Poltekpar tidak menutup kemungkinan bisa memperbarui atau membuat kuliner asli Indonesia menjadi lebih menarik. Sehingga kuliner khas Indonesia semakin mudah dikenal di dunia.
Bagi pecinta kuliner yang mempunyai minat di bidang kuliner dan gastronomi dapat mengikuti program edukasi memasak di Poltekpari Medan, Poltekpari Palembang, Poltekpari NHI Bandung, Poltekpari Makassar, Poltekpari Lombok, dan Poltekpari Bali.*