Sumber Inspirasi! Guru Besar Bidang Gunung Api di Universitas Brawijaya Malang ini Ternyata Pedagang Dawet

Rabu 04 Sep 2024 - 09:24 WIB
Reporter : M Iqbal
Editor : M Iqbal

Untungnya sejak kecil, putra pasangan Sastrodiharjo dan Santinah ini telah terbiasa bekerja keras membantu keluarganya berjualan berbagai jenis makanan. 

BACA JUGA:Pendiri SEVIMA Bagikan 3 Tips Memulai Usaha di Era Digital

BACA JUGA:5 Parfum Pria dengan Aroma Lembut yang Menyegarkan dan Tahan Lama, Ideal untuk Aktivitas Outdoor

Sebelum sekolah kenang Sukir, dirinya harus bangun untuk salat subuh dan merapikan kantin.

Sempat pula dia berjualan makanan di bawah pohon, di rumah sakit. 

“Saya ikut mengerjakan apa saja, tidak pilih-pilih," tegasnya.

Ketika keluarganya mengikuti program transmigrasi ke Jambi, Pulau Sumatera, Sukir, yang masih kecil, memilih menetap di Sukoharjo bersama kerabatnya. 

BACA JUGA:PJU Polda Sumsel Melayat Kediaman Almarhumah Isri Personel Penmas Bidhumas Polda Sumsel, Siapakah Dia?

BACA JUGA:Maarten Paes Sudah Gabung Latihan Timnas Indonesia Jelang Lawan Arab Saudi

Singkatnya, ketika orang tuanya jatuh sakit, ia memutuskan untuk bergabung dengan mereka di Jambi. 

Perjalanan panjang dan melelahkan itu dilalui dengan 3 hari perjalanan naik bus seorang diri dan membawa 1 dus penuh buku, satu-satunya harta berharga yang ia miliki. 

Di Jambi, Sukir tetap gigih belajar meski harus bekerja di ladang dan toko kelontong, hingga akhirnya berhasil melanjutkan sekolah SD dan SMP yang berjarak puluhan kilometer dari rumah keluarganya di daerah transmigrasi.

Mulai Berdagang Dawet Ketika Sekolah di SMA PGRI Batu

BACA JUGA:Wah! Jenderal Bintang 2 Ini Jemput Kedatangan Kalemdiklat Polri di Palembang

BACA JUGA:5 Tempat Camping di Palembang yang Cocok untuk Melepas Penat, Nikmati Keindahan Alam yang Tersembunyi!

Ketika memasuki SMA, Sukir merantau ke Batu, Malang dan bekerja menjual dawet untuk membiayai sekolahnya. 

Kategori :