BACA JUGA:Sekolah Kebangsaan FISIP Unsri dan Mafindo, Siap Tangkal Hoaks di Era Digital
"Sesekali kita makan mie yang direbus lebih lama dari umumnya, supaya mengembangnya besar dan lembek, jadi kenyangnya bisa seharian," ujar Iskhaq.
Setelah berhasil menyelesaikan kuliahnya, ayah tiga anak itu, sempat bekerja di salah satu bank.
Tahun 1996, hatinya terpanggil untuk menjadi dosen di Unsri.
Keputusannya ini diambil dengan harapan besar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di luar negeri.
BACA JUGA:16 Universitas Partisipasi di Seminar Nasional Fisip Unsri, Ini Daftarnya
Impian Iskhaq untuk melanjutkan pendidikan akhirnya terwujud.
Dia berhasil melanjutkan studi S2 dan S3 di Universitas Tokyo, Jepang.
Perjalanan menuju gelar doktor ini tidaklah mudah, namun dengan semangat yang telah menemaninya sejak kecil, Iskhaq berhasil menuntaskan pendidikan tertinggi tersebut.
Dia membawa pulang ilmu yang mendalam tentang oseanografi dan iklim tropis, disiplin ilmu yang kemudian menjadi bidang keahliannya hingga diberi amanah sebagai profesor.
BACA JUGA:Kunjungi Kampus Unsri Indralaya, Wardah Edukasi Mahasiswa hingga Bagikan Produk
BACA JUGA:33 Kampus dengan Jurusan Teknik Terbaik di Indonesia Versi SIR 2024, Unsri Nomor Berapa?
Ibarat Kondektur, Mengantarkan Pendidikan Tinggi Sumatera ke Arah Lebih Baik
Tekad kuat untuk mengabdikan ilmunya kepada masyarakat, selalu ada dalam dada Iskhaq.
Baginya, ilmu pengetahuan bukan hanya untuk dikembangkan di dalam ruang laboratorium, tetapi juga harus bermanfaat bagi kemajuan bangsa.