Terjadinya tingkat pengangguran yang tinggi belum pernah terjadi sejak Reformasi.
Anak-anak tak sedikit yang putus Sekolah, beban biaya hidup yang menghimpit Rakyat, sementara Rakyat nyaris tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa mengelus Dada sambari berdoa.
Ditambah lagi banyak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ) sepihak oleh Perusahaan, yang akhir-akhir ini adanya Kepailitan/Menutup Assuransi Jiwa Sraya, sehingga semakin panjang menambah barisan pengangguran, dan secara Otomatis menambah beban kehidupan Rakyat.
Sementara Lapangan Kerja yang dijanji-janjikan tak kunjung datang.
Pengangguran yang terjadi tak sedikit berasal dari Angkatan Kerja yang sudah memperoleh Gelar Sarjana, hal itu semua terpapar dengan telanjang dihadapan kita, sebagai kenyataan.
Sehingga tidak salah manakala ada yang menafsirkan kondisi tersebut, bahwa Indonesia sudah berada diambang
" KRISIS ", bilamana tidak tepat penanganannya.
Inplasi tak terhindarkan, dengan kasat Mata terlihat, bahwa kenaikan Harga Kebutuhan Bahan Pokok Rakyat terus merambah naik. Nilai Mata Uang Rupiah semakin menurun nilainya.
BACA JUGA:Ini 8 Perpustakaan Terbaik di Indonesia Buat Kamu yang Hobi Membaca
Pajak semakin digenjot, sehingga semakin membebani Rakyat, hal itu sudah menjadi realita yang tidak bisa terbantahkan.
Kondisi yang terjadi seperti diatas menggambarkan bahwa "INDONESIA TIDAK SEDANG BAIK-BAIK SAJA "
Sementara ada oknum yang hidup bermewah-mewah, Anak Cucu mereka KELUYURAN KELUAR NEGERI, bukan untuk urusan yang penting, tapi hanya untuk Privat, menampilkan kemewahan, dengan penggunakan Fasilitas Mewah, seolah-olah di Indonesia tidak terjadi apa-apa, Adem Ayem, kurang mempunyai Empati dengan keadaan Perekonomian Negara nya yang sedang morat marit, dan Rakyat yang sedang berjuang untuk mempertahankan hidup dari keterhimpitan.
Pertumbuhan Ekonomi yang digembar gemborkan tak kunjung mencapai target. Keterlambatan itu dibuktikan dengan menurunnya Klas Sosial Rakyat.
BACA JUGA:Sekolah Kebangsaan FISIP Unsri dan Mafindo, Siap Tangkal Hoaks di Era Digital
Sebagian Klas Menengah bagian bawah menjadi Klas yang rentan Miskin, walaupun " BELUM TERGOLONG MISKIN"