Bahkan pihak kabupaten sudah pernah memberikan tembusan kepada Kepala Desa Sukosari agar polusi pabrik bisa dìatasi.
"Mungkin setelah ada tembusan dari kabupaten, pabrik itu akhirnya membuat pagar. Tapi tetap saja baunya masih ada, meski agak sedikit berkurang, dan sampai saat ini tidak ada kompensasi apa apa kepada warga yang berdampak seperti untuk kesehatan warga atau bantuan lainya ,”cetusnya.
Sementara, Poniman warga yang bermukin sekitar pabrik itu juga mengaku setiap hari merasakan aroma tak sedap akibat polusi.
"Setiap hari mas bau ikan asin menyengat. Apalagi kalau pas mereka bongkar muatan saat mobil masuk, baunya minta ampun," keluhnya.
Sebagai masyarakat biasa, pihaknya hanya bisa pasrah terhadap kondisi yang ada. Sebab kata dìa, jika mau mengadu, ya ngadunya kemana.
"Kita sudah sangat resah, tapi mau gimana mas, mau mengadu kesiapa. Kita ini hanya masyarakat kecil," ucapnya.
Pihaknya berharap, Pemkab OKU Timur melalui pihak terkait bisa menindaklanjuti keluhan ini.
Sebab, jika dìbiarkan terus menerus tentu membuat masyarakat tidak nyaman. Apalagi pabrik ini dekat pemukiman dan jalan lintas.
BACA JUGA:Rela Kaki Berlumpur Demi Aspirasi Petani, Cawabup Lahat Widia Ningsih Janjikan Ini Bila Terpilih
Ia berharap ada tindakan tegas dari Pemda OKU Timur. Kasihan lah, mereka dapat untung, masyarakat hanya dapat bau.
"Apalagi tidak ada kompensasi sama sekali terhadap warga sekitar," tegas warga.