Menurut pria yang akrab disapa Didit itu, Anna Kumari tidak hanya mengajarkan teknik tari, tetapi juga nilai-nilai luhur dan budaya kota Palembang.
“Salah satunya peringatan Rebo Kasan yang rutin beliau lakukan bersama Sanggar Anna Kumari," tukasnya.
Sementara itu mengutip jurnal penelitian sejarah dan budaya berjudul “Anna Kumari: Maestro Seni Tari dan Songket Palembang”, penulis Ajisman mengurai sosok Anna Kumari dan sepak terjangnya.
Anna Kumari lahir di Palembang, 10 November 1946 dari keluarga RA Amantjik Rozak (mantan Perintis Kemerdekaan RI).
BACA JUGA:Gokil! Menari 8 Jam Tanpa Jeda, Ratusan Penari Ini Buat Sultan Palembang Terkesima
Dia mulai belajar menari ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar.
Dalam mengembangkan bakatnya tahun 1966 ia mendirikan studio dengan nama “Studio Tari Anna Kumari”.
Sanggar tari yang didirikannya mengembangkan beragam tari tradisional dengan mendidik anak-anak muda Palembang.
Dalam perkembangannya sanggar Anna Kumari semakin maju dan terkenal pada masanya, sering tampil di event-event penting yang dihadiri oleh tetamu penting di Palembang.
BACA JUGA:Wow! Puluhan Penari di Palembang Bakal Menari 8 Jam Nonstop, Kira-Kira Ada Kejutan Apa Ya?
BACA JUGA:Dukung UMKM Lokal, PT Bukit Asam Gelar Pelatihan untuk Pengrajin Songket SIBA
Selain bekerja sebagai PNS di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pelembang, dia juga sebagai penyiar Radio “Rama Samudra” Angkatan Laut Kosumbaksional 304 Palembang.
Di radio ini, dia menyiarkan berbagai macam aktivitas seni di bumi Sriwijaya.
Dia juga pembina kesenian di Kodam IV Sriwidjaya (sekarang Kodam II Sriwijaya) dan juga aktif dalam kegiatan organisasi DKSS.
Banyak julukan yang disematkan masyarakat Palembang kepada sosok Anna Kumari antara lain tokoh seni pertunjukan dan koreografer (pencipta tari).