Atau juga di kalangan eks Marga Tanjung Batu, antara lain di Desa Tanjung Laut, Limbang Jaya, Tanjung Batu atau Desa Payaraman.
“Sepertinya saat ini budaya songket Marga Danau di Kecamatan Pedamaran terputus, mungkin pengetahuan tentang songket Marga Danau hilang sejak tak ada lagi pengrajin songket di Kecamatan Pedamaran setelah marga dibubarkan,” singgung Dedi.
Didasari kekhawatiran hilangnya budaya songket Marga Danau di Kecamatan Pedamaran ini, mendorong pihak Unsri menurunkan Tim Pengabdian untuk melakukan pendampingan pembuatan ATBM.
ATBM ini dibuat lengkap dengan mendatangkan sampel pengrajin utama dari Desa Limbang Jaya, OI untuk melatih Kelompok Sungkitan Marga Danau di Desa Pedamaran VI tersebut.
“Kita perkenalkan dan buat kembali ATBM ini di kelompok tersebut, mulai dari dayan, cacak, awit, apit, por, suri, tumpuan, pemipil, beliro, pelinting, teropong hingga rogan,” jelas Dedi.
Sebenarnya tutur Dedi, songket Marga Danau ini bahan dan motifnya tidak jauh berbeda dengan Songket Palembang.
Mulai dari motif tumbuh-tumbuhan seperti pucuk rebung, tanaman pakis, bunga-bungaan dan daun-daunan atau geometris dan gabungan keduanya.
Artinya tegas Dedi, tidak sulit mempelajarinya.
Terlebih Songket juga bagi masyarakat Pedamaran merupakan bagian utama pada acara gegawaan, antar-antaran atau bawaan pengiring pengantin.
BACA JUGA:Rumah Busana Tria Hadirkan Koleksi Zaya Raya, Usung Tema Kain Songket Limar
BACA JUGA:Jadi Destinasi Wisata Baru! Songket Khas Musi Rawas Akan Hiasi Danau Aur, Ini Jadwal Pembukaannya
Bahkan, dulu juga dijadikan untuk emas kawin.