PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Tim Ahli Cagar Budaya atau TACB Lahat menemukan fakta seorang penggiat budaya yang menghidupkan kembali tradisi tenun motif perlung khas Pasemah atau Besemah.
Kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.
Kekayaan budaya Kabupaten Lahat tak akan habisnya diungkap dan salah satunya adalah tenun.
Timbul sebuah pertanyaan apakah masyarakat Kabupaten Lahat juga mengenal seni tenun?
BACA JUGA:Cuma 220 Km dari Kota Palembang, Temukan Cughup Maung, Air Terjun Terindah Se-Sumatera
Dari penelusuran penulis yang juga Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Lahat, Mario Andramartik di Kabupaten Lahat sejak masa Hindia Belanda sudah mengenal seni tenun.
Dan saat ini telah dihidupkan kembali dan menghasilkan kain tenun dengan motif lawas.
Di Desa Rambai Kaca, Kecamatan Sukamerindu Kabupaten Lahat ada seorang sosok penggiat yang masih menjaga dan melestarikan warisan budaya leluhurnya.
Namanya Sri Amala Dewi yang sering dipanggil Mala.
BACA JUGA:Tinjau Rumah Pangeran Roes di Musi Rawas, TACB Siap Keluarkan Rekomendasi Cagar Budaya Asalkan…
BACA JUGA:Kantor Wali Kota Palembang Berpotensi Menjadi Cagar Budaya Nasional, Ini Kata TACB
Sosok wanita berumur 45 tahun ini telah menekuni kegiatan menenun selama 1,5 tahun belakangan.
“Saya melakoni ini untuk melestarikan warisan budaya leluhur kita,” tutur Mala dengan semangat ketika dibincangi penulis Mario Andramartik di kediamannya.
Motif tenunan yang dibuat oleh Mala berupa motif lawas khas daerah Pasemah atau Besemah yaitu perlung.