Dengan realita musnahnya kain perlung peninggalan leluhur ini maka Mala sangat semangat untuk menenun perlung dengan motif seperti motif lawas peninggalan leluhur.
Walaupun kadang pembeli menawar kain perlungnya dengan harga murah.
“Aku nenun kain perlung ini kalau sedang ada pesanan karena kalau aku buat stock kain perlung ini dan tak laku maka akan rugi,” sebutnya.
Satu set benang yang sudah dipasang di alat tenun ini dapat menghasilkan 1 motif untuk 3 kain perlung yang dikerjakan selama 1 bulan.
BACA JUGA:Film Berbahasa Lokal Sumsel Tayang di Bioskop, Ada Bahasa Besemah Juga Lho
Tak terasa percakapan kami sudah berlangsung selama 3 jam dan kami berpamitan untuk kembali ke kota Lahat.
Semoga nantinya akan muncul penenun perlung Pasemah (Besemah) sebagai bentuk pelestarian budaya daerah.