Hal ini dikarenakan siapa sebenarnya yang mendalangi G30S jawabannya tidak pernah jelas dan definitif.
Adapun literatur pertama yang menulis G30S ditambahkan /PKI di belakangnya dibuat oleh Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh, bukan oleh para pelaku.
Judul bukunya adalah Tragedi Nasional Percobaan Kup G30S/PKI di Indonesia (1968).
BACA JUGA:4 Tempat Wisata Sejarah di Jakarta yang Wajib Kamu Kunjungi!
BACA JUGA:Asal-Usul Sungai Musi: Jejak Sejarah yang Mengalir di Palembang, Dianggap pembawa Keberuntungan
Tentunya hal ini mengakibatkan pertanyaan sejauh mana tradisi historiografi Indonesia berpengaruh terhadap terbentuknya wacana dan alat legitimasi kekuasaan.
Historiografi bertanggung jawab terhadap terbentuknya pemikiran masyarakat.
Dan juga bahwa pemahaman masyarakat dibentuk oleh wawasan historiografis.
Bagi sejarawan, persepsi umum yang mengatakan PKI menjadi dalang utama dalam gerakan tersebut diyakini baru dapat diterima sebagai kebenaran historis setelah dilakukan pengkajian terhadap fakta sejarah dan historiografisnya.
Berbagai penelitian menuliskan setidaknya ada 5 yang diduga dalang di balik peristiwa tersebut.
Yang pertama PKI, ke dua konflik di kalangan Angkatan Darat, ke tiga Soekarno, ke empat Soeharto, dan dugaan terakhir adalah Intelijen Amerika Serikat yaitu CIA.
Dalam merekonstruksi suatu peristiwa sejarah hendaknya benar-benar mengumpulkan, menilai, dan memverifikasikan semua sumber yang ada dengan akurat.
Adapun prinsip-prinsip ilmiah dapat dilakukan dengan penyelidikan dengan teliti mengenai bukti-bukti sejarah yang diverifikasi dan ditafsirkan.
BACA JUGA:Peninggalan Sejarah! 5 Wisata Candi Hindu-Buddha di Indonesia, Legend Banget