PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024, politik mulai panas.
Salah satunya beredar di platform media sosial seperti Instagram dan media sosial lainnya bermunculan indikasi black campaign atau kampanye hitam.
Bahkan, beberapa media daring (cyber) secara aktif mengangkat isu-isu kecil, yang seharusnya biasa saja, menjadi sensasi politik.
Tujuannya mengalihkan perhatian dan menciptakan citra tertentu, terlepas dari apakah klaim tersebut benar atau tidak.
BACA JUGA:Dapat Nomor Urut 1, Ini Bekal Fitrianti-Nandriani Optimis Menang di Pilkada 2024
Strategi black campaign ini tampaknya dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif (TSM), menyasar kandidat yang memiliki daya saing kuat.
Baru-baru ini nama pasangan calon (Paslon) nomor urut 01 yakni Fitrianti-Nandriani yang terseret dalam aksi seseorang yang tak bertanggung jawab.
Namun hal ini ditanggapi santai oleh Fitrianti, menurut dia aksi black campaign ini tidak mempengaruhi ia dan pasangannya Nandriani untuk berhenti bekerja, bahkan Paslon ini tetap focus untuk melakukan programnya.
“Biasa saja, kita gak terpengaruh dengan isu-isu seperti itu, kami malah fokus dan berbuat baik dengan masyarakat, apa yang kita lakukan itulah yang seharusnya untuk kebaikan masyarakat kota Palembang,” ujarnya.
BACA JUGA:Fitrianti-Nandriani Tanggap Berikan Bantuan Korban Kebakaran di Sako Palembang
BACA JUGA:Fitrianti Agustinda Dengar Cerita Seorang Stroke di Palembang, Wafat Sebelum Dibawa ke Rumah Sakit
Pengabdian kepada masyarakat itu ada di dalam hati dan Nurani, tidak hanya sekedar dari mulut saja, melainkan Tindakan.
“Semuanya tercermin di dalam diri kita, apa yang kita perbuat itulah yang kita dapat, semua akan ada balasannya. Untuk yang tidak bertanggung jawab menyeret nama kami, kami Ikhlas,” tegasnya.
Namun, dalam situasi politik yang penuh dengan kepentingan terselubung, sulit bagi masyarakat untuk membedakan fakta dari propaganda.