4. Menurunnya rasa hormat kepada orang tua dan guru;
5. Memudarnya standar moral antara yang baik dan buruk;
BACA JUGA:Bukan di Palembang! Tim Pengabdian Unsri Menggali Potensi Songket Marga Danau Pedamaran OKI
BACA JUGA:1.000 Mahasiswa FISIP Unsri Latihan Penguasaan Platform Digital, Bekal Masuk Dunia Kerja
6. Memburuknya penggunaan bahasa;
7. Meningkatnya perilaku merusak diri seperti narkoba, alkohol, dan seks bebas;
8. Rendahnya tanggung jawab individu dan sebagai warga negara;
9. Melemahnya etos kerja;
10. Meningkatnya rasa curiga dan kurangnya kepedulian antar sesama.
Fenomena yang diungkapkan oleh Lickona ini dapat dengan mudah ditemui dalam masyarakat Indonesia akhir-akhir ini.
Pendidikan karakter tidak hanya fokus pada pengembangan akademis, tetapi juga pada aspek moral, emosional, dan sosial.
Dalam konteks pencegahan kenakalan remaja, pendidikan karakter berfungsi sebagai pondasi yang mengarahkan remaja untuk memahami dan menginternalisasi nilai-nilai luhur seperti tanggung jawab, kejujuran, disiplin, dan kepedulian terhadap sesama.