Pembebasan lahan sering kali menemui kendala, seperti konflik dengan masyarakat setempat dan permasalahan administrasi.
Keberadaan beragam kepentingan membuat proses ini tidak hanya rumit, tetapi juga memakan waktu yang lebih lama dari yang diperkirakan.
Di samping itu, pendanaan untuk proyek sebesar ini tidaklah sederhana.
Meskipun ada dukungan dari pemerintah dan investor, mencari solusi finansial yang berkelanjutan menjadi tantangan tersendiri. Diperlukan kerjasama yang erat antara berbagai pihak untuk memastikan kelancaran proyek ini.
Langkah Strategis Menuju Realisasi
Presiden Joko Widodo kemudian mengambil alih tongkat estafet dengan mengeluarkan Perpres Nomor 117 Tahun 2015, yang memperluas penugasan kepada PT Hutama Karya untuk membangun 24 ruas tol di Sumatera.
Peletakan batu pertama untuk ruas Tol Baka Heni-Terbanggi Besar pada 30 April 2015 menandai awal dari pengerjaan yang diharapkan dapat menghubungkan berbagai wilayah dengan lebih efisien.
Meskipun sejumlah ruas telah mulai beroperasi, proyek ini tetap tidak lepas dari berbagai kendala.
Progresnya sering kali terhambat oleh faktor eksternal, seperti cuaca dan bencana alam yang tak terduga.
Namun, semangat untuk melanjutkan proyek ini tidak pernah surut.
BACA JUGA:Menghitung Hari! Tol Bayung Lencir Tempino Segera Diresmikan, Infrastruktur Baru untuk Sumatera