Selain masalah pembebasan lahan, manajemen proyek yang kurang efektif juga menjadi faktor penghambat.
Selama dua periode kepemimpinan gubernur, yakni Irwan Prayitno dan Mahyeldi Ansharullah, tidak ada solusi konkret untuk mempercepat pembangunan.
Hal ini mencerminkan ketidakmampuan pemerintah daerah dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, yang seharusnya mendukung kelancaran proyek infrastruktur.
Progres Konstruksi yang Mengkhawatirkan
Menurut laporan terbaru dari PT Hutama Karya, progres konstruksi Jalan Tol Padang-Si Cincin baru mencapai 76,91% per minggu ketiga September 2024.
Angka ini menunjukkan bahwa meskipun ada kemajuan, pencapaian tersebut masih jauh dari target penyelesaian.
Hal ini memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat dan pengamat, terutama ketika melihat proyek jalan tol di provinsi lain di Sumatera telah selesai dan dioperasikan.
Dengan kondisi yang ada, banyak pertanyaan muncul mengenai masa depan proyek ini.
Apakah sebaiknya pemerintah menghentikan pembangunan dan mengalihkan fokus ke proyek lain yang lebih siap?
Beberapa analisis menyebutkan bahwa melanjutkan proyek ini justru dapat mengakibatkan pemborosan anggaran yang lebih besar.
Namun, di sisi lain, masyarakat masih berharap agar jalan tol ini dapat terwujud, melihat potensi manfaatnya bagi ekonomi lokal.
Meskipun banyak tantangan yang dihadapi, masih ada harapan dari masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan untuk melihat proyek ini selesai.