OPINI: Tantangan Cross-Generation Gap dan Pembangunan Manusia Kabupaten Ogan Ilir

Kamis 24 Oct 2024 - 22:37 WIB
Reporter : Kgs Yahya
Editor : Kgs Yahya

Harapan Lama Sekolah masyarakat Kabupaten Ogan Ilir mengalami peningkatan pada tahun 2023 yaitu selama 12,41 tahun, dibandingkan dengan tahun 2022 yaitu selama 12,32 tahun.

BACA JUGA:Sinergitas TNI-Polri dan Pemerintah Bukti Nyata Wujudkan Laju Pembangunan, Ini Buktinya

BACA JUGA:Percepat Pembangunan Jembatan Darurat di Desa Bedeng Rejo, Ini Dilakukan Satgas TMMD Kodim Sarko

Harapan lama sekolah ini yang memiliki peluang kontribusi cukup besar bagi generasi muda untuk mempelajari teknologi dan pengetahuan yang lebih mutakhir lainnya.

Generasi tua di Ogan Ilir biasanya masih sangat terikat dengan nilai-nilai tradisional, seperti gotong royong, tata krama, dan adat istiadat lokal.

Mereka cenderung memegang teguh norma-norma sosial yang diwariskan secara turun-temurun.

Sebaliknya, generasi muda, terutama yang terpapar pada pengaruh luar melalui media sosial dan pendidikan, cenderung lebih terbuka pada perubahan, individualistik, dan memiliki pandangan yang lebih progresif terhadap isu-isu sosial seperti gender, pekerjaan, dan gaya hidup.

BACA JUGA:Percepat Pembangunan Gereja GPI Klasis Muting, Inilah Kekompakan Warga dan Satgas Yonif 144 jaya Yudha

BACA JUGA:Dukung Pembangunan Infrastruktur Keagamaan, Satgas Pos Mur Lakukan Langkah Berikut Ini

Perbedaan nilai ini dapat menyebabkan konflik dalam keluarga maupun dalam komunitas.

Misalnya, dalam hal memilih jalur karier, generasi tua mungkin mengharapkan anak-anak mereka untuk melanjutkan pekerjaan tradisional seperti bertani atau berdagang di pasar, sementara generasi muda lebih tertarik untuk bekerja di sektor-sektor modern atau bahkan bekerja di luar daerah.

Salah satu tantangan besar terkait cross-generation gap di Ogan Ilir adalah perbedaan pandangan terhadap pentingnya pendidikan dan jenis karier yang diinginkan.

Generasi tua, terutama yang tidak memiliki akses pendidikan yang baik, cenderung lebih puas dengan pekerjaan di sektor tradisional seperti pertanian, peternakan, atau perdagangan kecil. Sedangkan generasi muda, dengan akses yang lebih baik ke pendidikan, cenderung lebih berorientasi pada karier modern yang berhubungan dengan teknologi atau sektor jasa.

BACA JUGA:Ada Sosok Kajari Muara Enim di Kegiatan Exit Meeting Pengamanan Pembangunan Strategis Ini

BACA JUGA:Kejar Target, Begini Pencapaian Pembangunan RTLH TMMD Ke-122 Kodim Lahat

Tantangan muncul ketika generasi muda merasa terhalang oleh ekspektasi keluarga atau komunitas untuk tetap tinggal di daerah dan melanjutkan pekerjaan tradisional.

Kategori :