KORANPALPRES.COM - Penulis bernama Putri Vinasella Vrasedya dari BPS Kabupaten Ogan Ilir menulis artikel dengan judul "Tantangan Cross-Generation Gap dan Pembangunan Manusia Kabupaten Ogan Ilir"
Cross-generation gap atau kesenjangan antar generasi adalah fenomena yang terjadi ketika terdapat perbedaan signifikan antara generasi yang lebih tua dan yang lebih muda dalam hal nilai, pandangan hidup, dan cara beradaptasi dengan perkembangan sosial, teknologi, dan budaya.
Fenomena ini juga dirasakan di Kabupaten Ogan Ilir, dan menghadirkan tantangan tersendiri bagi masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, pekerjaan, dan budaya.
Seperti yang sering kita simak selama ini, terdapat generasi Baby Boomers (lahir pada tahun 1946-1964), generasi X (lahir pada tahun 1965-1980), generasi Y atau milenial (lahir pada tahun 1981-1996), generasi Z (lahir pada tahun 1997-2012), dan generasi Post Gen Z atau Alpha (lahir pada tahun 2013 sampai sekarang). Pada artikel ini dapat kita klasifikasikan ulang generasi tua terdiri dari generasi Baby Boomers dan generasi X.
BACA JUGA:Pembangunan Masjid Sriwijaya Berlanjut, Pj Gubernur Sumsel Tawarkan 2 Legal Opinion, Bisa Tebak!
BACA JUGA:Arab Saudi Mulai Pembangunan Gedung Pencakar Langit Terbesar di Dunia
Sementara generasi lainnya diklasifikasikan sebagai generasi muda.
Generasi muda di Ogan Ilir umumnya lebih mudah beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital dibandingkan dengan generasi yang lebih tua.
Sementara anak-anak muda di desa-desa sudah familiar dengan penggunaan smartphone, media sosial, dan internet untuk kegiatan sehari-hari, banyak dari generasi yang lebih tua masih bergantung pada cara-cara tradisional dalam berkomunikasi dan bekerja.
Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan dalam akses informasi, pekerjaan, dan interaksi sosial.
BACA JUGA:Ada Apa Ini, Kepala PT. Bank Pembangunan Daerah Sumsel-Babel Ada di Kantor Kejari OKU Timur
Contohnya, generasi yang lebih tua mungkin mengalami kesulitan dalam menggunakan layanan digital pemerintah atau platform e-commerce yang dapat membantu kegiatan ekonomi mereka.
Di sisi lain, generasi muda yang sudah terbiasa dengan teknologi sering kali merasa bahwa cara-cara lama tidak lagi relevan, sehingga mengurangi interaksi dan rasa hormat terhadap tradisi yang dimiliki generasi sebelumnya.
Hal seperti ini dapat berkaitan dengan kualitas pembangunan manusia di Kabupaten Ogan Ilir yang semakin meningkat tiap tahunnya.