Terkait kepengurusannya, Komunitas Pecinta Ziarah Palembang Darussalam dan Sumsel alias KOPZIPS menceritakan penelusuran mereka untuk mengenali tokoh-tokoh yang pernah memegang amanah sebagai Ketua Yayasan Masjid Agung.
BACA JUGA:Panca-Ardani Salat Ied di Masjid Agung An-Nur, Doakan Jemaah Haji!
BACA JUGA:Pemkab Ogan Ilir Kurban 17 Sapi, Bupati Panca Salat Ied di Masjid Agung An-Nur
Ketua KOPZIPS Muhammad Setiawan menuturkan, secara kronologis pengurus Masjid Agung Palembang di sepanjang masa Kesultanan yakni sejak awal berdiri diurus oleh Pangeran Penghulu Nata Agama.
Bukan hanya mengurus urusan keagamaan masyarakat, Pangeran Penghulu Nata Agama ini juga berperan mengurus Masjid Agung secara kelembagaan.
Di masa Kolonial Belanda, Pangeran Penghulu Nata Agama masih dilanjutkan.
Lalu di masa akhir Kolonial, jabatan tersebut diubah nama menjadi hoofd penghulu sampai pada masa Kemerdekaan.
Ketika Republik Indonesia merdeka, maka 2 fungsi besar tersebut salah satunya diambil alih oleh pemerintah menjadi kantor wilayah departemen agama.
Sedangkan jabatan mengurus Masjid Agung diambil alih oleh Yayasan Masjid Agung Palembang yang baru dibentuk pasca kemerdekaan.
Hoofd penghulu terakhir yaitu Kgs H Nang Toyib (makam di ungkonan Cinde walang) adalah beheer commissie Masjid Agung Palembang terakhir.
Masa selanjutnya, Badan Pengurus Masjid Agung Palembang periode 1948-1952 diketuai oleh Cek H Entik Zahidal Abidin (makam di Gubah Pangeran Mangku Ningrat Jalan Kiranggo Wirosentiko).
BACA JUGA:Bukan Sembarang Ziarah! KOPZIPS Datangi Makam 4 Seniman Terkenal di Palembang
BACA JUGA:Ziarah di Makam Keramat Buyut Kemas Abdul Hakim, KOPZIPS Sampaikan Kritik Menohok ke Pemerintah
Lantas pada periode berikutnya, Badan Pengurus Masjid Agung Palembang 1952-1955 diketuai oleh Kms Nang Utih Abu (makam di komplek Pondok Pesantren Amalul Khair Bukit).