Tidak ada yang salah dalam kegiatan penerima dan pemberi tersebut, tetapi dalam kegiatan politik uang hal tersebut masuk ke dalam pelanggaran kampanye yang di mana kegiatan tersebut memberikan dampak pada demokrasi di Indonesia.
BACA JUGA:Wajib Simak! Mahasiswa Universitas Andalas Temukan Relevansi ESG dengan Industri 5.0
Politik uang dilakukan untuk meraup suara sebanyak mungkin agar mendapatkan posisi yang mereka inginkan.
Politik uang pada dasarnya adalah kegiatan yang tidak adil bagi para masyarakat yang paham akan hal tersebut.
Mendapatkan kekuasaan dengan cara menyuap seseorang, merupakan kegiatan politik uang yang dapat merusak nilai demokrasi bangsa.
Politik uang yang dilakukan sebelum mereka mendapatkan posisinya menjadi peluang besar baginya untuk melakukan korupsi apabila mereka terpilih nanti.
BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Andalas Ulas ESG dalam Konteks Global dan Relevansinya dengan Industri 5.0
BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Andalas Temukan Fakta Mengejutkan, Musik dapat Kurangi Stres pada Hewan Ternak
Salah satu upaya dalam mengatasi politik uang ini adalah memberikan pendidikan politik kepada pemilih pemula.
Pada masa ini pemilih pemula menjadi pihak utama yang dapat digunakan atau dipengaruhi oleh para calon agar mendapatkan dukungan dan suara.
Pendidikan politik merupakan suatu upaya yang mempelajari tentang edukasi yang terencana kepada suatu individu maupun kelompok sehingga mampu menjadi pelaku politik yang bertanggungjawab dalam mewujudkan tujuan politik yang adil dan jujur dalam menjalankan tugasnya.
Melakukan sosialisasi politik pada pemilih pemula adalah hal yang harus dilakukan karena itu adalah bagian dari suatu proses untuk seseorang dapat membentuk sikap dan orientasi terhadap suatu fenomena politik serta demokrasi yang pada umumnya hanya berlaku pada masyarakat.
Namun sosialisasi politik juga dapat diartikan sebagai proses masyarakat dalam melalui dan meningkatkan budaya politik yang menjadi faktor penting dalam terbentuknya budaya politik tersebut.