LAHAT, KORANPALPRES.COM - Plh Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Lahat, H Ubaidillah SKM MKes melalui Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Hj Agustia Ningsih SKM MM mengemukakan, bahwasanya pihaknya kini terus mengubah mindsite (pola pikir) serta perilaku masyarakat, untuk tidak lagi membuang air besar sembarangan (BABs), tetapi harus dibuang melalui jamban.
"Nah sanitasi total berbasis masyarakat ini merupakan cara pendekatan dan paradigma, mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan perubahan perilaku," sebut dirinya, Senin 2 Desember 2024.
Dia menerangkan, agar kasus stunting tidak meningkat tentu saja ada beberapa solusi, mesti dikerjakan baik oleh pemerintah desa dan pihak puskesmas.
"Stop BABs, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, kemudian pengamanan sampah rumah tangga terakhir pengamanan limbah cair rumah tangga," ungkapnya.
BACA JUGA:Percepat Penurunan Angka Stunting, Pemkot Palembang Luncurkan Dapur Sehat di Kecamatan Ini
BACA JUGA:Dansatgas TMMD Ke-122 Kodim Lahat Salurkan Bantuan Stunting Tahap 2, Ini Pesannya
Ia menuturkan, sejauh ini STBM bukan sekedar upaya pemberdayaan semata, melainkan berkaitan dengan air dan sanitasi memadai.
"Akan tetapi semuanya ini dapat diubah menjadi STBM Stunting yang dikembangkan, sebagai salah satu pilihan guna memeranginya," imbau dirinya.
Dia menambahkan, secara tidak langsung akar permasalahan ini mempengaruhi ketersediaan dan pola konsumsi rumah tangga, pola asuh, Kesehatan lingkungan termasuk pelayanan.
"Guna mencegah hal tersebut ada dua metode intervensi mesti dilakukan yakni, spesifik dan sensitif," terang Hj Agustia Ningsih.
BACA JUGA:Program TMMD Ke-122 Kodim Lahat, Warga Lampar Baru Dapat Penyuluhan Stunting, Ini Kata Koordinator
BACA JUGA:Warga di Kecamatan Barat 1 Lubuklinggau Dibekali Ilmu Cegah Stunting, Bentuknya Mini Lokakarya
Dirinya menyebutkan, intervensi spesifik adalah upaya-upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguan secara langsung, kepada masyarakat ataupun balita.
"Misalnya melalui imunisasi, pemberian asupan makanan bergizi tambahan untuk ibu hamil serta balita serta pemantauan pertumbuhan," ulas dia.
Sedangkan, sambungnya, intervensi sensitif adalah upaya mencegah sekaligus mengurangi gangguan secara tidak langsung.