LAHAT, KORANPALPRES.COM - Masih terpatri jelas dalam benak para pedagang UMKM yang menjajakan dagangannya di Terminal Tipe C Lembayung Lahat.
Nah, dahulunya hiruk pikuk penumpang yang lalu lalang pada saat itu, membuat dagangan yang mereka jajakan lebih mudah terjual.
Namun hal tersebut berbanding terbalik pada beberapa tahun terakhir, suasana yang dulunya ramai kini semakin sepi dan membuat para pedagang berkeluh kesah.
Ema (50) salah satunya pedagang UMKM menuturkan, bahwa hampir 5 tahun terakhir kondisi Terminal Tipe C Lembayung Lahat sepi.
BACA JUGA:Borong Produk Lokal, BZ-WIN Komitmen Majukan UMKM di Lahat, Begini Aksinya
BACA JUGA:Produk Kuliner UMKM Binaan PLN Raup Omzet Ratusan Juta di Electricity Connect 2024
"Kalau 10 tahun yang lalu luar biasa ramai disini, namun 5 tahun terakhir ini cukup memprihatinkan, terutama dampaknya bagi pedagang seperti kami," ujarnya Kamis 12 Desember 2024.
Dirinya menjelaskan, sepinya peminat untuk datang ke Terminal Tipe C antara lain, sudah menjamurnya sepeda motor pribadi dan sudah banyaknya sarana sekolah-sekolah yang ada di desa, sehingga penumpang yang dari desa jarang mampir dan menunggu mobil dari terminal ini
"Kalau dulu, banyak anak-anak sekolah dari Merapi Area yang mampir menunggu mobil disini, selain itu, banyak juga masyarakat yang belanja bulanan yang berasal dari desa menunggu mobil disini," terang Ema.
Diakui dirinya, setelah menjamurnya motor pribadi dan sekolah juga sudah banyak di pedesaan, membuat masyarakat jarang menunggu mobil di terminal ini.
BACA JUGA:Strategi Tekan Angka Kemiskinan di Sumsel ala Pj Gubernur Elen Setiadi, Pelaku UMKM Kuncinya!
BACA JUGA:Paslon BZ-WIN Komitmen Tingkatkan Perekonomian Lewat Pemberdayaan UMKM, Begini Mekanismenya
"Suasana dulu dengan sekarang sudah berbeda. Kami pun para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) hanya bisa sampaikan keluh kesah kondisi saat ini," pungkas dia.
Senada, Ical salah satu warga setempat membutuhkan, bahwasanya kondisi di Terminal Tipe C Lembayung sejauh ini sudah berbanding terbalik, jika menilik 10 tahun sebelumnya.
"Kini banyak kendaraan angkutan desa (Angdes) apabila dibagi hari, lebih memilih menunggu penumpang di depan PTM Serelo, sehingga dampaknya membuat kendaraan enggan masuk terminal," imbaunya.