LAHAT, KORANPALPRES.COM - Program Kampung Iklim (ProKlim) yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lahat bertujuan menekankan pentingnya kesadaran akan perubahan iklim, sebagai hasil dari ketidakbijaksanaan manusia dalam memperlakukan alam.
"Kabupaten Lahat sebagai daerah tambang terbesar di Sumatera Selatan, menghadapi tantangan besar seperti penggunaan kendaraan bermotor yang masif, dan konsumsi air bersih yang boros yang berkontribusi pada perubahan iklim.
Karenanya kedepan perilaku yang baik terhadap alam harus terus dikampanyekan akan lingkungan tetap terjaga," ujar Staf Ahli Bupati Lahat, HM Dodi Alfiansyah ST Msi didampingi Kabid Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, Siti Zaleha ST MT, belum lama ini.
Dijelaskannya, dari data yang tercatat di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) peningkatan signifikan jumlah desa yang berpartisipasi dalam Proklim, dari 22 desa pada tahun sebelumnya menjadi 62 desa pada tahun 2024 ini, atau peningkatan sebesar 138,5 persen.
BACA JUGA:Pemkab Lahat Serahkan Bansos Sesuai Data P3KE, Pj Bupati: Kurangi Beban Pengeluaran
BACA JUGA:KABAR GEMBIRA, Pemkab Lahat Buka Akses Jalan Usaha Perkebunan Sepanjang 3 KM, Catat Disini Lokasinya
Targetnya adalah pada tahun 2025, sebanyak 113 desa atau 33 persen dari seluruh desa di Lahat harus mengikuti program ini.
Salah satu langkah nyata yang ditekankan adalah dengan menanam pohon, sebagai simbol komitmen untuk menjaga dan memperbaiki lingkungan.
"Dengan langkah-langkah ini, Pemkab Lahat melalui bertekad untuk memimpin perubahan positif dalam mengatasi krisis iklim, mengedukasi masyarakat, dan mengembangkan praktik berkelanjutan untuk masa depan yang lebih baik," terang H Dodi Alfiansyah.
Nah, khususnya Desa Padang, Kecamatan Pagar Gunung, Kabupaten Lahat berencana bangun bio septic tank untuk sanitasi termasuk budi daya ikan air tawar di saluran irigasi desa.
BACA JUGA:Sukseskan Program Ketahanan Pangan, Pemkab Lahat Berkolaborasi dengan Polres Tanam Benih Ini
BACA JUGA:Ratusan ASN dan Honorer Lingkungan Pemkab Lahat Periksa Gula Darah, Ini Hasilnya?
"Selain itu, penanaman jagung di area 20 hektar lahan tidur untuk ketahanan pangan, pengelolaan sampah desa melalui TPS 3R desa," sebut dirinya.
Ditambahkan Siti Zaleha, pembuatan pam desa dengan memanfaatkan bantuan air dari program pamsimas, dan pembuatan kebun sayur di pekarangan rumah warga telah dilaksanakan secara konsisten, akan terus dipertahankan serta dikembangkan lagi didalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
"Mereka juga akan mengembangkan listrik mikro hidro untuk penerangan desa dengan memanfaatkan sumber air dari Pamsimas tadi," imbau dia.