BACA JUGA:Daftar Lengkap Titik Rest Area di Tol Trans Sumatera, Istirahat Dulu Kalau Badan Sudah Terasa Lelah
Pengaruh Positif terhadap Logistik dan Biaya Transportasi
Dengan terhubungnya ruas-ruas tol ini, biaya logistik di Sumatera diharapkan akan menurun secara signifikan.
Sebagai contoh, waktu tempuh antara Palembang dan Pekanbaru yang sebelumnya memakan waktu lebih dari 10 jam, kini dapat ditempuh dalam waktu yang jauh lebih singkat, memberikan dampak positif pada efisiensi distribusi barang antarprovinsi.
Salah satu faktor yang sangat mendukung kesuksesan JTTS adalah sistem pembayaran tol elektronik yang telah diterapkan secara menyeluruh.
Hal ini mempermudah transaksi dan mempercepat arus lalu lintas di setiap gerbang tol, sehingga mengurangi kemacetan dan meningkatkan kenyamanan pengguna jalan.
Selain pembangunan fisik, Hutama Karya juga terus berinovasi dalam hal teknologi dan digitalisasi untuk mendukung pengoperasian jalan tol.
Penggunaan sistem pengelolaan tol berbasis digital memungkinkan pemantauan lalu lintas dan pemeliharaan tol secara lebih efisien dan tepat waktu.
Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah penggunaan Mobile Laser Scanner untuk memonitor kondisi jalan tol secara real-time, serta penerapan Building Information Modeling (BIM) untuk perencanaan dan pemeliharaan infrastruktur jalan tol.
"Kami memanfaatkan teknologi terbaru untuk memastikan kualitas dan keamanan jalan tol yang kami kelola. Dengan teknologi ini, kami dapat meminimalkan kerugian dan memastikan kenyamanan serta keamanan bagi pengguna jalan," ujar Budi Harto.
Keberhasilan pembangunan JTTS bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari lebih banyak pencapaian infrastruktur di Sumatera.
Pada tahun 2024, Hutama Karya juga telah menandatangani Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) untuk ruas-ruas tol tahap II, yang mencakup jalan tol Betung-Jambi dan Palembang-Betung.
Pembangunan ini akan semakin memperkuat infrastruktur Sumatera, mengurangi kemacetan, dan mendorong perekonomian yang lebih inklusif.