Postingan Konten Kreator Willie Salim, Berikut Komentar Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin

Selasa 25 Mar 2025 - 23:21 WIB
Reporter : Kurniawan
Editor : Kurniawan

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Postingan video yang dilakukan seorang konten kreator Willie Salim yang bertemakan rendang hilang saat ditinggal ke toilet membuat Pemimpin Kesultanan Palembang Darussalam, Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin marah.

Hal ini dikarenakan postingan video tersebut sangat merugikan, mencoreng citra Palembang bahkan terhinanya budaya dan martabat masyarkat.

Sebagaimana yang diketahui bahwa masyarakat di wilayah Sumsel, khususnya Palembang sangat menghormati adat istiadat maupun agama.

"Sehingga kita tegaskan bahwa masyarakat Palembang memiliki nilai luhur yang harus dihargai, bahkan juga dihormati," ujarnya, Selasa 25 Maret 2025.

BACA JUGA:Wartawan di Ogan Ilir Gigit Jari, Oknum Kabid Kominfo Diduga Monopoli Anggaran Publikasi

BACA JUGA:Sepanjang 2024 Pertumbuhan Ekonomi Sumsel Lampaui Nasional, Apa yang Akan Dilakukan Herman Deru di 2025?

Ia menilai konten tersebut sangat terkesan sebagai penghinaan tentang masyarakat yang ada di Palembang.

Bahkan menyoroti budaya yang sering disalahartikan oleh sebagai orang yang tidak bertanggung jawab atas ulahnya.

"Kita ini bukan sembarang kerajaan, dimana kita Palembang Darussalam merupakan bagian dari kerajaan Sriwijaya," katanya.

Dimana sebuah kekuatan besar menguasai sepertiga dunia di masa lalu, sehingga budaya harus dihormati bukan sebaliknya menjadi bahan olok-olok yang dijadikan alat untuk mengambil perhatian di Medsos.

BACA JUGA:Cara Elegan Herman Deru Ajak Ratusan Tim HDCU Bersyukur Atas Kabulnya Doa Memenangi Pilgub Sumsel 2024

BACA JUGA:Wali Kota Palembang Instruksikan Verifikasi Data Bansos yang Lebih Ketat dan Transparan

"Untuk itu kita sangat mengharamkan sang konten kreator untuk datang ke Palembang, sebelum melakukan permintaan maaf secara langsung," jelasnya.

Bahkan ia mencurigai bahwa adanya unsur setingan di dalam konten yang dibuat hanya untuk kepentingan pribadi saja.

Ia juga menyoroti banyaknya konten negatif yang tersebar di dalam medsos, yang akibatnya berpotensi akan merusak budaya local dan nilau luhur bangsa. 

Kategori :