Berbagai olahan teh, salak, dan produk pertanian lain belum begitu tersentuh inovasi.
Belum lagi kuliner unik khas Besemah semacam ikan masak ghuas, kembuhung, bekasam, ayam masak buluh.
Atau jajanan pasar yang sudah mulai jarang terlihat seperti kelicuk, kemplang mi, buah rengas dan lainnya.
Jika semua potensi kuliner tadi berkembang ditambah lagi berbagai inovasi dan olahan kopi juga turut menggeliat bisa jadi ke depannya potensi wisata juga berkembang.
Bayangkan saja kalau orang datang ke Pagaralam bukan untuk menikmati wisata alam atau budaya tetapi untuk menikmati wisata kuliner.
Apalagi jika akses ke Pagaralam dapat lebih lancar dengan adanya pesawat dan jalan tol, ke Pagaralam hanya sebentar.
BACA JUGA:Pesona Air Terjun Tujuh Kenangan Pagaralam, Kesejukan Alamnya Membuat Kamu Enggan Pulang
Bukan tidak mungkin akan ada dialog yang seperti berikut ini:
“Aku ingin makan siang di Pagaralam sambil minum kopi dan makan keripik kopi,” kata wisatawan di Palembang.
Sore harinya mereka tidak menginap tetapi pulang dengan puas. Meskipun tidak menginap tetapi sensasi makan siang dengancita rasa khas Besemah sudah terasa.
Semua butuh proses, perlahan-lahan saja. Setidaknya seperti kata Asnadi, sudah ada yang memulainya.
BACA JUGA:Zero Konflik, Kota Pagaralam Bentuk Kampung Moderasi Beragama, Ini Kawasannya
Ayo kamu juga ingin mencoba bukan? Datang ke hatiku eh ke Pagaralam.*