BACA JUGA:Pasangan Capres dan Cawapres Yang Penuh Liku
Mereka menggunakan metode digit dialing (RDD) dengan 1426 responden melalui wawancara lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih. RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Sampel survei dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.
Margin of error survei diprediksi ±2.6% dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%.
Apapun keyakinan orang terhadap debat, sebuah lembaga lain seperti dilansir dari bbc, debat capres-cawapres dinilai kurang berpengaruh terhadap elektabilitas pasangan calon.
BACA JUGA:PENTING! Personel Polda Sumsel Wajib Jaga Satu Hal Ini Dalam Melaksanakan Pengawalan Pemilu
Hanya tim sukses capres-cawapres yang meyakini bahwa debat tersebut akan sangat penting bagi elektabilitas para calon.
Saiful Mujani, dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), menyimpulkan hal ituberdasarkan kajian elektabilitas yang ia lakukan.
Ia yakin bahwa debat capres-cawapres tidak berpengaruh secara signifikan terhadap suara pemilih berdasarkan ukuran debat periode yang lalu.
Menurut dia hal ini mengukur elektabilitas dari hasil survei sebelum debat dan hasil survei setelah debat dari rangkaian pilpres periode 2004 sampai 2019 lalu.
BACA JUGA:Polres Akan Kawal Seluruh Kegiatan Kampanye, Siapkan Cooling System untuk Pemilu Damai
Ia meyakini sekali pengaruh debat tidak terlalu besar sebenarnya.
Sebab, menurutnya orang-orang yang menonton debat kebanyakan adalah pengikut setia alias partisan.
Padahal para pemilih mengambang atau undecided voters malah mayoritas tidak berminat atau tidak terjangkau oleh debat tersebut.
Nah, kamu termasuk tim yang mana? Tim penyuka debat atau tidak? *