Tantangan Pendidikan Makin Kompleks, Menara Gading Pengenalan Pembelajaran Coding dan AI di Sekolah

Sabtu 05 Jul 2025 - 20:35 WIB
Reporter : Kgs Yahya
Editor : M Iqbal

Sebaliknya, jika pada tahap pemetaan/identifikasi masalah saja sudah keliru maka solusi yang diputuskan pun akan salah sasaran.

Hadirnya AI tanpa dibersamai dengan pemikiran kritis hanya akan menjadikan otak siswa membeku karena fungsi yang seharusnya bisa saja dilakukan tanpa AI namun siswa dibuat ketergantungan olehnya.

BACA JUGA:PLN UIP Sumbagsel Berhasil Tingkatkan Kompetensi dan Literasi Digital Guru dan Siswa SMK Kosgoro Penawartama

BACA JUGA:Rektor UIN Raden Fatah Ajak Rombongan Temui Gubernur Sumsel di Griya Agung Palembang, Bahas Apa Ya?

Hadirnya AI menjadi pisau bermata dua untuk keberlangsungan generasi jika sikap terhadapnya hanya disikapi sekadar untuk bisa dikatakan sebagai negara yang tidak tertinggal jauh di belakang layar atas perubahan.

Indonesia sendiri mendapat masalah pendidikan yang akut khususnya dalam kondisi kemampuan literasi dan numerasi.

Banyak siswa pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tidak mampu membaca dengan baik dan tidak mampu menghitung perkalian sederhana.

Dan khususnya kondisi ini diperparah dari akibat efek jangka panjang adanya Covid-19.

BACA JUGA:Resmi Sandang Gelar Doktor, Disertasi Herman Deru Bahas Terobosan Model Pembangunan Inklusif di Sumsel

BACA JUGA:Gelar Konferensi PGRI Lahat XXIII, Hasperi Susanto: Tingkatkan Mutu Pendidikan dan Kesejahteraan Guru

Lalu sekarang tiba-tiba akan pembelajaran coding & Artificial Intelligence akan diterapkan pada sejak jenjang Sekolah Dasar (SD). 

Literasi dan Numerasi bukan hanya perihal bagaimana seorang anak mampu membaca buku yang begitu tebal lantas kemudian ia mendapat nilai atas pencapainya karena telah menamatkan puluhan buku.

Namun tanpa tahu dan mengerti bagaimana relevansi buku tersebut dengan kehidupan sehari-hari.

Atau tanpa tahu kenapa alasan utama harus membaca semua buku itu karena guru yang hanya memerintah tanpa memberikan penjelasan rasional dan dapat dengan mudah dimengerti oleh siswa kenapa ia harus membaca itu.

BACA JUGA:Ini Analisis Mahasiswa Universitas Andalas terhadap Praktik Diskursif Tempo.Id dalam Liputan Djoko Tjandra

BACA JUGA:Analisis Novel The Memory Police Karya Yoko Ogawa dalam Perspektif Pascastrukturalisme Jacques Derrida

Kategori :